Netral.co.id – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah akhirnya angkat bicara terkait keterlambatan pemakaman jenazah seorang jamaah umrah yang baru dimakamkan tujuh hari setelah wafat.
Konsul Haji KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam, mengonfirmasi bahwa keterlambatan tersebut terjadi akibat paspor almarhum terbawa pulang oleh anaknya ke Indonesia.
“Setelah dilakukan penelusuran oleh staf kami, penyebab utama terhambatnya pemakaman almarhum adalah paspor yang bersangkutan kebawa pulang oleh anaknya,” ungkap Nasrullah dalam keterangannya, Minggu (26/1/2025).
Nasrullah menambahkan bahwa pihak KJRI telah berkoordinasi dengan agen travel yang bertanggung jawab atas keberangkatan jamaah tersebut untuk menangani masalah ini.
Baca Juga : Sebanyak 326 Calon Jemaah Haji dari Kabupaten Pangkep Ikuti Manasik Haji
Ia mengakui bahwa keterlambatan pemakaman memang dipicu oleh kendala administrasi tersebut.
Kasus ini menjadi perhatian publik setelah seorang pengguna TikTok, Hazmiy Rusna, memviralkan kejadian yang menimpa ibunya.
Dalam unggahannya, Hazmiy mengungkapkan bahwa ibunya wafat di Madinah sehari sebelum kepulangan rombongan ke Indonesia.
Namun, proses pemakaman memakan waktu hingga tujuh hari, dan selama itu jenazah disimpan di ruang pendingin rumah sakit di Madinah.
Baca Juga : Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi Sebut Embarkasi Haji Sulsel Terbaik di Indonesia
“Ibu punya semangat tinggi mau umrah, dan kami sangat ikhlas serta bangga ibu wafat di Madinah. Tapi pada H-1 sebelum pulang, ibu drop karena sesak napas. Kami kesulitan mencari oksigen, sementara pihak travel yang dihubungi justru lambat merespons karena sedang jalan-jalan,” ungkap Hazmiy.
Ia menambahkan bahwa proses pemakaman seharusnya bisa segera dilakukan tanpa harus menunggu selama tujuh hari.
KJRI Jeddah berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh pihak, termasuk penyelenggara travel, untuk memastikan kelengkapan administrasi jamaah umrah demi menghindari kendala serupa di masa mendatang.
Comment