Wanita Asal China Diduga Pemasok Teknologi Militer ke Iran, AS Tawarkan Hadiah Rp245 Miliar

Pemerintah Amerika Serikat tengah memburu seorang warga negara China, Baoxia Liu alias Emily Liu, yang dituduh terlibat dalam penyelundupan teknologi militer asal AS ke Iran. Teknologi tersebut diduga digunakan untuk memperkuat persenjataan dalam konflik Iran-Israel.

Warga negara China, Baoxia Liu alias Emily Liu, yang dituduh terlibat dalam penyelundupan teknologi militer asal AS ke Iran. (Foto: dok)

Washington, Netral.co.idPemerintah Amerika Serikat tengah memburu seorang warga negara China, Baoxia Liu alias Emily Liu, yang dituduh terlibat dalam penyelundupan teknologi militer asal AS ke Iran. Teknologi tersebut diduga digunakan untuk memperkuat persenjataan dalam konflik Iran-Israel.

Liu dituding menyuplai ribuan komponen elektronik yang berpotensi digunakan dalam pembuatan drone, rudal balistik, hingga senjata militer lainnya. Ia disebut tidak bekerja sendiri, melainkan bersama tiga rekannya yang kini juga menjadi buron: Li Yongxin alias Emma Lee, Yung Yiu Wa alias Stephen Yung, dan Zhong Yanlai alias Sydney Chung.

Baca Juga: Serangan Rudal Iran Hancurkan Institut Sains Terkemuka Israel, Weizmann Jadi Target Strategis

Departemen Luar Negeri AS menawarkan imbalan hingga 15 juta dollar AS (sekitar Rp245 miliar) bagi siapa pun yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan keempat orang tersebut.

Dalam pernyataan resminya, otoritas AS menyebut aktivitas penyelundupan ini telah berlangsung sejak 2007. Liu dan komplotannya disebut menggunakan perusahaan cangkang di China dan Hong Kong untuk mengelabui eksportir asal AS. Dengan memalsukan identitas pengguna akhir, mereka berhasil memperoleh komponen teknologi sensitif yang kemudian dikirim ke Iran melalui jalur logistik tersembunyi.

Komponen tersebut diduga diterima oleh Shiraz Electronics Industries (SEI) dan Rayan Roshd Afzar, dua entitas yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Keduanya dikenal sebagai pelaku utama dalam pengembangan sistem persenjataan militer Iran.

Tak hanya digunakan secara domestik, senjata hasil dari komponen selundupan ini juga dilaporkan dijual ke negara-negara seperti Rusia, Sudan, dan Yaman.

Atas tindakan tersebut, Liu dan tiga rekannya telah didakwa secara federal di Pengadilan Distrik Columbia sejak Januari 2024. Mereka menghadapi berbagai tuduhan serius, termasuk konspirasi, penyelundupan barang, pelanggaran sanksi ekonomi terhadap Iran, serta memberikan informasi ekspor yang menyesatkan.

Keempatnya kini masuk dalam daftar buronan paling dicari oleh Biro Investigasi Federal (FBI).

Kasus ini menarik perhatian global, mengingat keterlibatan Liu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa IRGC secara rutin menggunakan perusahaan-perusahaan bayangan untuk menyamarkan transaksi keuangan, menghindari sanksi internasional, serta mendapatkan teknologi yang dilarang.

Baca Juga: Iran Luncurkan Serangan Balasan ke Israel, Tel Aviv Diserbu Rudal Hipersonik Fattah

“Teknologi buatan AS telah digunakan oleh IRGC dan Kementerian Pertahanan Iran untuk memproduksi sistem senjata,” bunyi pernyataan pemerintah AS.

FBI menggambarkan Liu sebagai agen pengadaan senjata dan operator perusahaan dagang yang memiliki hubungan dengan wilayah Beijing, Teheran, Shiraz, dan Hong Kong. Ia juga diketahui fasih berbahasa Mandarin, Kanton, dan Farsi.

Comment