Sidrap, Netral.co.id – Warga Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, dikejutkan oleh peristiwa mengerikan yang terjadi pada awal April 2025.
Seorang lansia bernama Hasiah, berusia 66 tahun, ditemukan tewas di dalam perut seekor ular piton sepanjang enam meter.
Kejadian ini menjadi sorotan publik dan memicu kewaspadaan terhadap bahaya satwa liar di wilayah pedesaan Sulawesi Selatan.
Kronologi kejadian bermula pada Rabu, 2 April 2025, ketika Hasiah dilaporkan hilang oleh keluarganya setelah pergi ke kebun untuk mencari tali pengikat kayu.
Pencarian dilakukan hingga malam hari tanpa hasil. Keesokan harinya, warga setempat menemukan seekor ular piton dengan perut membengkak di dekat lokasi terakhir Hasiah terlihat.
Kecurigaan muncul, dan warga segera lmengambil tindakan dengan membelah tubuh ular tersebut. Dugaan mereka terbukti: jasad Hasiah ditemukan di dalam perut reptil raksasa itu, dalam kondisi yang mengenaskan.
Baca Juga : Gubernur Sulsel Komitmen Bangun Infrastruktur Jembatan di Sidrap
Kapolsek Sidrap, AKP Budi Santoso, membenarkan kejadian tersebut. “Korban diduga diserang dan ditelan ular saat berada di kebun. Setelah warga membelah ular piton, jasad korban berhasil dikeluarkan dan segera dievakuasi untuk dimakamkan,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Jumat, 4 April 2025.
Polisi kini tengah menyelidiki lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kematian dan apakah ada faktor lain yang berkontribusi pada serangan tersebut.
Peristiwa ini bukan yang pertama terjadi di Indonesia, namun tetap mengguncang masyarakat Sidrap yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.
Ahli herpetologi dari Universitas Hasanuddin, Dr. Irwan Setiawan, menjelaskan bahwa ular piton, meskipun tidak berbisa, memiliki kekuatan konstriksi yang mematikan.
“Piton biasanya memangsa hewan kecil, tetapi dalam kasus tertentu, manusia bisa menjadi target, terutama jika ular merasa terancam atau kelaparan,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa musim kemarau yang berkepanjangan mungkin memaksa satwa liar seperti piton mencari mangsa lebih dekat ke pemukiman.
Baca Juga : Gubernur Sulsel Gagas Seaplane ke Menhub untuk Layani Kepulauan
Warga sekitar mengaku trauma dan meminta pemerintah daerah meningkatkan sosialisasi serta langkah pencegahan terhadap ancaman satwa liar.
“Kami takut ke kebun sekarang. Harus ada solusi agar ini tidak terulang,” ungkap Jamaluddin, tetangga korban.
Pemerintah Kabupaten Sidrap berjanji akan berkoordinasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan untuk memetakan habitat ular piton dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Tragedi ini juga memicu perhatian nasional, dengan beberapa organisasi lingkungan menyerukan perlindungan ekosistem yang seimbang agar konflik antara manusia dan satwa liar dapat diminimalisasi.
Sementara itu, keluarga Hasiah masih berduka dan meminta doa agar arwah korban diterima di sisi Tuhan.
Kejadian ini meninggalkan luka mendalam sekaligus peringatan keras bagi masyarakat akan bahaya yang mengintai di alam liar.
Comment