Terungkap Produksi Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar, HMI Gowa Raya Duga Keterlibatan Petinggi Kampus

Netral.co.id

Ketua HMI Cabang Gowa Raya, Nawir Kalling. (Foto: Netral.co.id/FR).

Netral.co.id, Gowa – Kasus produksi uang palsu yang ditemukan di Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terus menjadi sorotan publik. Meski pihak kepolisian, baik dari Polres Gowa maupun Polda Sulawesi Selatan, belum mengeluarkan pernyataan resmi, berbagai spekulasi dan dugaan mulai bermunculan.

Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa Raya, Nawir Kalling, turut angkat bicara mengenai kasus ini. Ia menduga bahwa peralatan dan bahan yang digunakan dalam produksi uang palsu tersebut mengindikasikan adanya keterlibatan pihak-pihak tertentu, termasuk petinggi institusi.

“Mesin yang digunakan bukanlah mesin biasa. Harganya mahal dan ukurannya cukup besar hingga kemungkinan harus diangkut menggunakan forklift. Selain itu, kertas yang digunakan juga bukan sembarangan. Untuk uang asli, kertasnya hanya didistribusikan oleh Bank Indonesia (BI),” ungkap Nawir.

Atas dasar itu, Nawir menduga keterlibatan oknum dari pihak BI yang kemungkinan memfasilitasi penyediaan kertas tersebut. Ia juga mencurigai peran petinggi kampus terkait keberadaan mesin tersebut di dalam perpustakaan.

Baca Juga : HMI Sulselbar Desak Aparat Periksa PT Citra Lampia Mandiri

“Saya menduga ada oknum dari BI yang menyuplai kertas khusus tersebut, serta keterlibatan petinggi kampus dalam memasukkan mesin ke dalam perpustakaan,” lanjutnya.

Nawir juga menyoroti kemungkinan aliran uang palsu ini digunakan untuk membiayai tindak kriminal lainnya. “Melihat jumlah dan durasi operasinya yang cukup lama, saya curiga ada aktivitas lain yang dibiayai dengan uang palsu ini,” tambahnya.

Ia mendesak pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus ini secara transparan agar tidak memicu spekulasi lebih jauh.

Baca Juga : HMI ke Rektor UIN : Stop Politisasi Kampus

“Kami meminta Polres Gowa dan Polda Sulsel mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya, termasuk membongkar jaringan yang terlibat. Ini adalah kejahatan luar biasa, dan saya yakin ada banyak pihak dari institusi kampus maupun lainnya yang terlibat,” tegas Nawir.

Kasus ini kini menjadi perhatian publik, menantikan langkah tegas dari pihak kepolisian untuk mengungkap seluruh pihak yang bertanggung jawab.

Comment