Papua, Netral.co.id – Sejumlah pelajar di Papua menggelar aksi unjuk rasa menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah.
Mereka menilai program tersebut salah sasaran dan lebih mendesak untuk mengalokasikan anggaran ke sektor pendidikan.
Dalam aksi yang berlangsung di beberapa daerah, termasuk Jayapura dan Wamena, para pelajar menyerukan prioritas pendidikan gratis dan berkualitas dibandingkan penyediaan makan siang gratis di sekolah.
Salah satu slogan yang mereka suarakan berbunyi: “Kami butuh pendidikan gratis berkualitas, bukan makan siang gratis.”
Namun, aksi ini diwarnai insiden dugaan kekerasan oleh seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) terhadap seorang siswa.
Oknum ASN Diduga Lakukan Kekerasan
Sebuah video yang beredar di media sosial, diunggah oleh akun @urbanjar.id, memperlihatkan seorang pria berseragam ASN menendang seorang siswi menggunakan sepatu kulit hitam miliknya.
Dalam rekaman tersebut, oknum ASN itu terdengar mengatakan, “Yang SMP coba angkat tangan. Ko datang bawa aspirasi, belajar lebih baik e. Kamu ini masih anak kecil, masih ingusan.” Sembari berbicara, pria tersebut diduga menendang punggung salah satu siswa dan menginjak pahanya.
Beberapa guru yang berada di lokasi tampak keberatan atas tindakan tersebut. Namun, mereka tidak dapat berbuat banyak karena situasi dijaga oleh pihak kepolisian dan pengawal pribadi.
Aksi Demonstrasi Dibubarkan Aparat
Di Jayapura, aksi unjuk rasa akhirnya dibubarkan oleh pihak kepolisian dengan alasan tidak memiliki izin resmi. Sementara di Wamena, demonstrasi berjalan dengan tuntutan yang sama, yaitu meminta pemerintah lebih memprioritaskan anggaran pendidikan.
Para pelajar menilai, kondisi pendidikan di Papua masih jauh dari ideal, terutama terkait keterbatasan fasilitas, tenaga pengajar, dan akses bagi siswa di daerah terpencil.
Mereka berharap anggaran negara lebih difokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan dibandingkan pemberian makan gratis di sekolah.
Belum Ada Pernyataan Resmi dari Pemerintah
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak pemerintah mengenai insiden dugaan kekerasan terhadap siswa. Selain itu, belum ada kepastian mengenai identitas oknum ASN yang terekam dalam video tersebut.
Pemerintah diharapkan dapat menanggapi aspirasi para pelajar dengan bijak, serta memastikan bahwa program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat setempat.
Comment