Karier Vinanda Prameswati dan AKBP Edy Hermiyanto Antara Prestasi dan Nepotisme

Vinanda Prameswati dan AKBP Edy Hermiyanto

Vinanda Prameswati dan AKBP Edy Hermiyanto. (Foto: Dok Istimewa).

Kediri, Netral.co.id – Di tengah sorotan publik terkait karier cemerlang Vinanda Prameswati sebagai Wali Kota Kediri dan ayahnya, AKBP Edy Hermiyanto di Polda Jatim, muncul beragam tanggapan dari masyarakat.

Meski keduanya dikenal memiliki rekam jejak pendidikan dan karier yang mumpuni, tak sedikit yang mempertanyakan apakah keberhasilan mereka murni berkat prestasi atau ada faktor lain yang turut berperan.

Vinanda, Wali Kota Termuda: Capaian Besar atau Privilege Keluarga?

Di usia 26 tahun, Vinanda berhasil meraih jabatan strategis sebagai Wali Kota Kediri. Pendidikan tinggi di Universitas Brawijaya dan Universitas Airlangga menjadi modal akademiknya.

Namun, kemunculannya di dunia politik memunculkan tanda tanya tentang seberapa besar peran jaringan keluarganya dalam mendukung karier politiknya.

“Sulit mengabaikan fakta bahwa ayahnya seorang pejabat tinggi di Polda Jatim. Apakah itu memberi keuntungan politik? Publik berhak tahu,” ujar seorang pengamat politik lokal.

Baca Juga : Karier Cemerlang Vinanda Prameswati dan Edy Hermiyanto Curi Perhatian Publik

Meski demikian, Vinanda aktif dalam berbagai organisasi, dari asosiasi pedagang kaki lima hingga komunitas sepak bola wanita. Hal ini menunjukkan upayanya untuk terhubung langsung dengan masyarakat akar rumput.

AKBP Edy Hermiyanto: Karier Cemerlang dan Sorotan Harta Kekayaan

Sebagai Kasubdit III Tipikor Ditkrimsus Polda Jatim, Edy Hermiyanto memegang jabatan strategis yang mengawasi kasus-kasus korupsi. Namun, laporan harta kekayaannya yang mencapai Rp4,6 miliar juga menimbulkan pertanyaan.

Dengan total kekayaan yang didominasi tanah dan bangunan, serta utang mencapai Rp1,4 miliar, masyarakat mempertanyakan transparansi dan akuntabilitasnya. Apalagi, salah satu tugas utamanya adalah mengungkap kasus korupsi di wilayah Jawa Timur.

Memisahkan Harta, Memisahkan Kepentingan?

Vinanda dan Edy diketahui telah memisahkan harta mereka, yang tercatat dalam LHKPN. Namun, apakah pemisahan harta itu cukup untuk menjamin independensi masing-masing dalam menjalankan tugas?

Baca Juga : Mengenal Rekam Jejak Bambang Firdaus Bupati Dompu

“Pemisahan harta di atas kertas bukan jaminan bahwa tidak ada konflik kepentingan. Integritas diuji bukan hanya di laporan kekayaan, tapi dalam kebijakan dan keputusan yang diambil,” kata seorang pengamat hukum.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Vinanda kini dihadapkan pada ekspektasi besar masyarakat Kediri untuk membawa perubahan positif. Dengan sorotan yang ada, ia harus membuktikan bahwa keberhasilannya bukan sekadar hasil dari privilege keluarga, melainkan hasil kerja keras dan dedikasi.

Sementara itu, AKBP Edy Hermiyanto juga harus memastikan bahwa posisinya dalam pemberantasan korupsi dijalankan dengan penuh integritas, tanpa adanya konflik kepentingan terkait posisi anaknya sebagai kepala daerah.

Hanya waktu yang bisa membuktikan, apakah kisah karier cemerlang bapak dan anak ini akan menjadi inspirasi murni atau justru menuai kontroversi lebih lanjut.

Comment