Jakarta, Netral.co.id – Ketangguhan sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel kembali menuai sorotan usai serangkaian rudal Iran berhasil menembus pertahanan dan menghantam wilayah strategis di Tel Aviv.
Serangan tersebut merupakan balasan dari Iran atas rentetan serangan udara Israel ke sejumlah wilayahnya pada pekan lalu. Militer Israel mengklaim telah melancarkan beberapa gelombang serangan terhadap sasaran di Iran.
Sebagai respons, Teheran menyatakan bahwa Israel harus menerima konsekuensi berat atas perbuatannya dengan serangan yang lebih besar lagi, Pada Sabtu, 14 Juni 2025.
media Israel Haaretz melaporkan bahwa salah satu rudal Iran menghantam Distrik Kirya, pusat komando militer dan markas besar Kementerian Pertahanan Israel.
Baca Juga: Iron Dome Kembali Kewalahan, Rudal Iran Tembus Jantung Pertahanan Israel
Insiden ini menimbulkan pertanyaan serius di kalangan pengamat pertahanan mengenai efektivitas Iron Dome, sistem yang selama ini disebut sebagai benteng utama Israel dalam menghadapi ancaman rudal.
Iron Dome dikenal luas sebagai sistem pertahanan udara paling andal milik Israel, dengan klaim tingkat keberhasilan pencegatan mencapai 90 persen sejak digunakan pertama kali. Namun, efektivitas sistem ini mulai dipertanyakan sejak meningkatnya eskalasi konflik dengan kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Palestina.
Tak hanya itu, pada Oktober 2024 lalu, Iran mengklaim bahwa 90 persen rudal yang diluncurkan mampu mencapai target utama, termasuk pangkalan udara dan situs strategis Israel lainnya.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran baru tentang kesiapan Israel dalam menghadapi serangan rudal modern, terutama jika serangan dilakukan secara terkoordinasi dan masif.
Comment