Netral.co.id – CEO sekaligus pendiri Nvidia, Jensen Huang, mencatat lonjakan kekayaan signifikan berkat pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI). Kinerja gemilang Nvidia dalam laporan kuartalannya yang melampaui ekspektasi analis turut mendorong harga saham perusahaan ke rekor tertinggi.
Dalam satu hari perdagangan, saham Nvidia melonjak 24 persen, menghasilkan keuntungan sekitar USD 6,5 miliar bagi Huang, berdasarkan estimasi Forbes. Saat ini, Huang memiliki 3,6 persen saham Nvidia, yang pertama kali melantai di bursa pada 1999.
Dengan total kekayaan mencapai USD 37,7 miliar (sekitar Rp 568,68 triliun), ia kini menempati peringkat ke-32 dalam daftar miliarder dunia versi Forbes.
Perjalanan Karier Jensen Huang
Lahir di Taiwan, Huang menghabiskan masa kecilnya di Thailand sebelum akhirnya pindah ke Amerika Serikat akibat meningkatnya kerusuhan sipil di negaranya. Ia mendirikan Nvidia pada 1993 dan sejak saat itu menjabat sebagai presiden, CEO, serta anggota dewan direksi.
Di bawah kepemimpinannya, Nvidia berkembang dari perusahaan produsen chip grafis untuk game menjadi pemimpin industri dalam teknologi chip untuk pusat data dan kendaraan otonom. Huang juga aktif dalam filantropi, termasuk menyumbangkan USD 30 juta ke Stanford University untuk pembangunan pusat teknik dan USD 5 juta ke Oregon Health & Science University untuk penelitian kanker.
Baca Juga : Persaingan AI dengan China, CEO Nvidia Temui Donald Trump
Sebelum mendirikan Nvidia, ia pernah bekerja di LSI Logic Corp. dan Advanced Micro Devices (AMD). Pada 2017, ia dinobatkan sebagai Fortune’s Businessperson of the Year, sementara pada 2019, Harvard Business Review menempatkannya sebagai CEO dengan kinerja terbaik di dunia. Huang merupakan lulusan Oregon State University (BSEE) dan Stanford University (MSEE).
Pengaruh Nvidia terhadap Pasar Teknologi
Di tengah pemulihan sektor teknologi setelah penurunan tajam pada 2022, saham Nvidia mengalami lonjakan signifikan, naik 169 persen sepanjang 2023. Bersama saham Tesla, Nvidia menjadi salah satu pendorong utama kenaikan indeks Nasdaq yang tumbuh 27 persen dalam setahun.
Meskipun indeks Nasdaq sempat turun 33 persen pada 2022 akibat kekhawatiran inflasi dan kenaikan suku bunga, optimisme terhadap teknologi AI kembali mengangkat kepercayaan investor. Keberhasilan Nvidia dalam memimpin revolusi AI menjadi faktor utama dalam pemulihan tersebut.
Dengan terus berkembangnya industri kecerdasan buatan dan tingginya permintaan terhadap chip berkinerja tinggi, Nvidia berpotensi mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam waktu yang lama.
Comment