Persaingan AI dengan China, CEO Nvidia Temui Donald Trump

Bos Nvidia

CEO Nvidia, Jensen Huang. (Foto: Dok Istimewa).

Netral.co.id – CEO Nvidia, Jensen Huang, bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Jumat (31/1), di tengah tekanan yang dihadapi perusahaannya di Wall Street akibat persaingan ketat dengan China dan ancaman kebijakan tarif impor semikonduktor.

Sebelumnya, Trump mengumumkan rencana penerapan tarif pada impor chip komputer ke Amerika Serikat, yang berpotensi berdampak besar terhadap Nvidia.

Perusahaan teknologi ini bergantung pada komponen impor, terutama dari Taiwan, sehingga kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap rantai pasokan mereka.

Selain itu, pembatasan ekspor chip kelas atas buatan Nvidia ke China juga menjadi bagian dari strategi Washington untuk memperlambat kemajuan teknologi di Asia, khususnya di sektor kecerdasan buatan (AI).

Baca Juga : Donald Trump Mencabut Pedoman Perlindungan Penggerebekan Imigrasi Ilegal

Kebijakan ini mendapat sorotan setelah perusahaan AI asal China, DeepSeek, berhasil mengembangkan model AI terbaru tanpa menggunakan chip H100 dari Nvidia, yang sebelumnya dibatasi ekspornya ke China.

Keberhasilan DeepSeek ini memberikan pukulan telak bagi Nvidia, menyebabkan anjloknya harga saham perusahaan dan menghapus nilai pasar hampir USD 600 miliar dalam satu hari—kerugian terbesar yang pernah terjadi di Wall Street dalam sehari.

Menyusul perkembangan tersebut, media Amerika Serikat melaporkan bahwa pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan kebijakan baru untuk memperluas pembatasan terhadap ekspor chip kelas bawah dari Nvidia.

Dalam pertemuannya dengan Trump, Jensen Huang menyampaikan apresiasi atas kesempatan berdiskusi mengenai kebijakan semikonduktor dan AI. “Kami menghargai kesempatan untuk bertemu dengan Presiden Trump dan membahas semikonduktor serta kebijakan AI,” ujarnya.

Huang juga menekankan pentingnya memperkuat kepemimpinan Amerika Serikat dalam teknologi dan kecerdasan buatan.

Comment