Netral.co.id, Bulukumba – Pemilihan Bupati Bulukumba pada 27 November 2024 mempertemukan dua pasangan calon, yaitu Jamaluddin M. Syamsir dan Tomy Satria Yulianto (JADIMI) serta Andi Muchtar Ali Yusuf dan Andi Edy Manaf.
Meskipun JADIMI memiliki dukungan parlemen yang lebih rendah, hanya sekitar 30%, pasangan ini tetap optimis dan terus memperkuat dukungan dari partai strategis yang memiliki basis massa kuat, seperti Golkar, NasDem, dan Hanura.
Menurut Ardiansyah R., Supervisor Riset eLSTUDIKA Indonesia, peluang JADIMI untuk memenangkan Pilkada masih terbuka lebar. “Strategi kampanye yang efektif, fokus pada isu-isu yang relevan bagi masyarakat, serta memanfaatkan kelemahan lawan akan menjadi kunci kemenangan,” ujarnya.
Pasangan Andi Muchtar Ali Yusuf dan Andi Edy Manaf memang didukung koalisi partai besar dengan dukungan parlemen sekitar 70%. Namun, mereka menghadapi tantangan terkait kemungkinan ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan sebelumnya.
Tim kampanye pasangan ini juga dinilai terlalu bergantung pada kekuatan suara partai, sehingga responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat bisa terganggu. Selain itu, fragmentasi internal di antara koalisi pengusung juga berpotensi mempengaruhi konsolidasi suara.
Baca Juga : Arum Spink: Pilihan Bupati Boleh Berbeda, Tapi Pilgub Kita Dukung Nomor 02
Berdasarkan data pemilih yang dirilis oleh Radar Selatan pada 27 Agustus 2024, partai pendukung pasangan Andi Muchtar – Andi Edy Manaf memiliki total suara 156.652 atau sekitar 45,29% dari total 345.857 pemilih sementara di Kabupaten Bulukumba. Meskipun dukungan ini signifikan, masih ada sekitar 55% suara yang menjadi target potensial untuk diraih.
Menurut survei terbaru, elektabilitas pasangan JADIMI mencapai 39%, hanya tertinggal 2% dari pasangan Andi Muchtar – Andi Edy Manaf yang berada di angka 41%, dengan 20% pemilih belum menentukan pilihan.
Sebelum pendaftaran, JADIMI dinilai kurang hadir di tengah masyarakat, terutama di wilayah Ujung Bulu, Ujung Loe, Rilau Ale, dan Bontobahari. Namun, setelah pencalonan, pasangan ini gencar melakukan kampanye door-to-door dan tatap muka, yang dipantau melalui berbagai media.
Strategi Kemenangan JADIMI
Ardiansyah menyebutkan bahwa kesuksesan JADIMI bergantung pada penerapan strategi kampanye yang tepat sasaran, dengan fokus pada program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Dukungan dari Golkar, NasDem, dan Hanura memberikan fondasi kuat bagi pasangan ini. Golkar dengan struktur organisasi yang solid, NasDem yang progresif, dan Hanura dengan basis pemilih loyal mampu memperluas daya jangkau JADIMI di kalangan masyarakat tradisional dan perkotaan.
Pasangan ini juga mengangkat isu-isu strategis yang dekat dengan keseharian warga Bulukumba, seperti sektor keagamaan, pendidikan, peternakan, perikanan, dan kelautan. Isu ketersediaan pupuk bagi petani menjadi perhatian khusus, dengan program peningkatan produksi dan akses pupuk yang diharapkan dapat menarik simpati kalangan petani dan peternak.
Baca Juga : Jubir HB, Andi Echa : Angka 2 Simbol Keinginan Masyarakat Untuk Bekerja Dengan Kualitas 2 Kali Lebih Baik
Selain itu, potensi pariwisata Bulukumba yang kaya, seperti pantai dan warisan budaya lokal, dipromosikan melalui pendekatan pariwisata berbasis komunitas dan ekowisata, menjadi daya tarik tambahan bagi pemilih.
“Dengan kolaborasi yang baik antara kader partai, relawan, jejaring keluarga, dan afiliasi tokoh masyarakat, pasangan JADIMI bisa memaksimalkan dukungan suara. Kami memprediksi pasangan ini mampu meraih suara sekitar 57-59% pada hari pemilihan nanti,” pungkas Ardiansyah.
Pilkada Bulukumba 2024 menjadi ajang pertarungan strategi antara kedua pasangan calon. Masing-masing harus mampu menunjukkan visi dan program yang konkret untuk merebut hati masyarakat pada 27 November mendatang. (*)
Comment