Jakarta, Netral.co.id – Pengamat Timur Tengah dari Universitas Ibnu Chaldun, Ezza Habsyi, memperingatkan bahwa serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap Iran bisa menjadi titik awal krisis regional yang membesar menjadi konflik global. Menurutnya, tindakan AS terhadap situs nuklir Iran bukan hanya eskalasi militer biasa, melainkan bisa dianggap sebagai deklarasi perang oleh Teheran.
“Dalam doktrin strategis Iran, serangan terhadap infrastruktur nuklir dipandang sebagai bentuk deklarasi perang,” ujar Ezza saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (23/6/2025).
Baca Juga: Krisis Israel-Iran Memanas, Tiga Skenario Terburuk Mengintai Timur Tengah
Ia menilai, dengan kondisi tersebut, balasan militer dari Iran bukan lagi sekadar kemungkinan, melainkan keniscayaan politik. Hal ini membuat sejumlah pangkalan militer AS di kawasan, seperti di Kuwait, Bahrain, Qatar, dan Yordania, kini menjadi target potensial serangan.
Lebih lanjut, Ezza mengungkapkan bahwa kesiapsiagaan pasukan Iran di Selat Hormuz jalur vital distribusi energi global menunjukkan keseriusan Teheran dalam merespons ancaman. Jika Iran benar-benar memblokir selat tersebut, dampaknya bisa mengacaukan stabilitas pasar global.
“Bukan hanya Tel Aviv yang bisa terbakar, tetapi pasar dunia akan goyah akibat lonjakan harga energi, inflasi tinggi, dan kekacauan finansial global,” tegasnya.
Ezza juga menyinggung kekuatan “arsitektur poros resistensi”, yakni aliansi kelompok militan pro-Iran di Timur Tengah seperti Hizbullah di Lebanon, milisi Syiah di Irak dan Suriah, serta kelompok Houthi di Yaman. Menurutnya, kelompok-kelompok ini dapat menjadi instrumen serangan terhadap kepentingan AS dan Israel di berbagai wilayah.
“Jika AS melibatkan diri secara langsung dalam konflik ini, terutama menyerang situs nuklir Iran, maka eskalasi besar-besaran di kawasan hampir tak terelakkan,” ujarnya.
Meski demikian, Ezza menilai skenario perang dunia masih berada dalam kemungkinan terburuk, yang sangat bergantung pada sikap Rusia dan Tiongkok. Namun ia menegaskan bahwa bila eskalasi tidak segera ditekan, dampaknya bisa menjalar cepat.
“Jika Iran memutuskan untuk memblokade Selat Hormuz dan melancarkan serangan terhadap pangkalan militer AS, maka rantai eskalasi bisa meledak dalam waktu singkat,” tambahnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengklaim pihaknya berhasil melakukan “serangan yang sangat sukses” terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan, Sabtu (21/6). Serangan ini dilakukan setelah Israel lebih dulu meluncurkan serangan udara ke sejumlah wilayah Iran.
Baca Juga: Pemimpin Dunia Islam Angkat Suara Terkait Perang Iran dan Israel
Trump menyatakan semua pesawat tempur AS telah keluar dari wilayah udara Iran, meskipun Teheran sebelumnya telah memperingatkan agar Washington tidak ikut campur.
Keterlibatan langsung AS dalam konflik ini dinilai banyak pihak sebagai tindakan yang berpotensi memperburuk situasi, memperbesar konfrontasi, dan mempercepat krisis geopolitik berskala global.
Comment