Netral.co.id, Makassar – Terobosan baru dalam dunia peternakan hadir di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) yang dipimpin oleh Dr. Mahyati, ST., M.Si bersama mahasiswa D3 Analisis Kimia membawa angin segar melalui pelatihan inovatif pembuatan pakan ternak berbasis bahan lokal.
Di tengah tantangan mahalnya harga pakan ternak, tim PKM PNUP hadir dengan solusi cerdas memanfaatkan tiga bahan utama yang mudah ditemukan di sekitar Desa Pucak. “Kami memperkenalkan formula pakan ternak yang tidak hanya ekonomis, tetapi juga ramah lingkungan,” ujar Dr. Mahyati saat ditemui di lokasi pelatihan.
Baca Juga :Â Jajaran Pejabat PNUP Lakukan Tes Urine : Komitmen Anti Narkoba
Program ini menjadi istimewa karena mengoptimalkan potensi bahan-bahan yang selama ini kurang dimanfaatkan:
1. Indigofera, tanaman leguminosa lokal yang kaya protein, menjadi jawaban atas kebutuhan nutrisi ternak. Tanaman ini terbukti mampu meningkatkan kualitas pakan secara signifikan.
2. Azolla, tumbuhan air yang kerap dianggap gulma, ternyata menyimpan potensi besar sebagai sumber protein nabati yang ekonomis dan mudah dibudidayakan.
3. Limbah Kepala Udang, yang selama ini hanya menjadi sampah industri, dialihfungsikan menjadi sumber protein hewani dan kalsium berkualitas tinggi untuk ternak.
Pelatihan yang dimulai Agustus 2024 ini tidak hanya menarik minat peternak etawa setempat, tetapi juga memikat perhatian pemuda desa dan mahasiswa SMK di sekitar Desa Pucak.
Baca Juga :Â Iin Karmila Yusri Resmi Jabat Wadir Bidang Umum & Keuangan PNUP, Ini Pesan Direktur Prof Jamal
“Para peserta tidak hanya belajar membuat pakan, tetapi juga memahami pentingnya keberlanjutan dalam beternak,” tambah Dr. Mahyati.
Materi pelatihan dikemas secara komprehensif, meliputi:
• Teknik pemilihan bahan baku berkualitas
• Metode pengolahan yang efektif
• Formulasi pakan sesuai standar nutrisi ternak
• Strategi pengelolaan limbah berkelanjutan
Inisiatif ini membawa berbagai manfaat bagi masyarakat:
• Terciptanya kemandirian pakan ternak
• Terbukanya peluang usaha baru
• Berkurangnya limbah industri perikanan
• Optimalisasi lahan melalui budidaya indigofera dan azolla
• Peningkatan pendapatan masyarakat
“Program ini bukan sekadar pelatihan, tetapi juga upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelas Dr. Mahyati. Dengan memanfaatkan bahan lokal, para peternak bisa menekan biaya produksi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Keberhasilan program ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi yang tepat guna. Ke depannya, diharapkan model pelatihan ini dapat diadopsi oleh daerah lain untuk menciptakan kemandirian pakan ternak berbasis kearifan lokal.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang layanan PNUP dapat mengunjungi link atau klik www.poliupg.ac.id
Comment