Netral.co.id – Komite Perlindungan Jurnalis (Committee to Protect Journalists/CPJ) mengungkapkan bahwa Israel menjadi negara dengan jumlah pembunuhan jurnalis tertinggi di dunia pada tahun 2024.
Laporan tersebut menandai rekor baru sejak CPJ mulai mendokumentasikan kasus pembunuhan jurnalis pada 1992.
Dalam laporan yang dirilis pada 12 Februari 2025, CPJ mencatat 124 jurnalis dan pekerja media tewas secara global sepanjang 2024.
Dari jumlah itu, sedikitnya 85 orang kehilangan nyawa akibat agresi militer Israel di Jalur Gaza. Sebagian besar korban merupakan jurnalis asal Palestina yang tengah meliput konflik dari lokasi kejadian.
“Tingkat kekerasan terhadap jurnalis tahun lalu sangat mengkhawatirkan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan yang tidak membedakan antara warga sipil dan jurnalis merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan kebebasan pers,” kata Sherif Mansour, Koordinator CPJ untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
CPJ juga menyebutkan bahwa banyak dari insiden kematian tersebut diduga merupakan penargetan langsung terhadap jurnalis, bukan semata-mata akibat serangan tak disengaja.
Karena itu, CPJ menyerukan dilakukannya penyelidikan independen oleh komunitas internasional guna menegakkan akuntabilitas.
Menanggapi laporan tersebut, otoritas Israel membantah tudingan telah dengan sengaja menargetkan jurnalis.
Pemerintah Israel menyatakan bahwa seluruh operasi militer dilakukan dengan tujuan menyerang kelompok militan dan telah sesuai dengan ketentuan hukum perang.
Lonjakan angka kematian jurnalis ini memunculkan kekhawatiran global terkait keselamatan pekerja media di zona konflik.
Kondisi ini sekaligus menegaskan pentingnya perlindungan bagi profesi jurnalis sebagai garda terdepan penyampai informasi publik dan pengawal demokrasi.
Comment