Gaza, Netral.co.id – Aksi militer Israel kembali meningkat di wilayah Gaza dan Tepi Barat sepanjang akhir pekan ini.
Serangan udara dan darat intensif dilaporkan terjadi di sejumlah kawasan padat penduduk, menimbulkan korban jiwa dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah kritis sejak gencatan senjata berakhir pertengahan Maret lalu.
Mengutip laporan Al Jazeera, Minggu (13/4/2025), wilayah Rafah, Khan Younis, Nuseirat, dan Shujayea menjadi sasaran utama serangan udara terbaru Israel.
Sebelumnya, pada Jumat (11/4/2025), militer Israel telah mengeluarkan peringatan kepada warga sipil untuk segera mengungsi dari Khan Younis dan Shujayea.
Namun peringatan itu tak cukup menyelamatkan warga. Di Shujayea, sebuah rumah dibom pada Sabtu (12/4), menewaskan dua warga sipil.
Baca Juga: Aksi Solidaritas untuk Palestina, Pemkot Makassar Buka Donasi
Di Khan Younis, sebuah serangan serupa menimbulkan banyak korban, namun proses evakuasi terhambat akibat akses jalan yang tertutup puing-puing bangunan.
Sementara itu, di kamp pengungsi dan wilayah Nuseirat, serangan udara dan drone Israel menyebabkan sedikitnya dua korban jiwa.
Di Shujayea, pergerakan warga yang belum sempat mengungsi sangat terbatas karena kehadiran pasukan darat Israel di berbagai titik strategis. Warga mengaku, siapa pun yang terlihat bermobilisasi berisiko menjadi sasaran tembak.
Baca Juga: Pemerintah RI Rencana Evakuasi 1.000 Warga Palestina, Menlu: Bersifat Sementara
Serangan artileri di wilayah timur Shujayea juga dilaporkan menewaskan sedikitnya dua orang pada Sabtu malam.
Serangan paling mengkhawatirkan terjadi pada Minggu pagi (13/4), ketika dua rudal Israel menghantam kompleks Rumah Sakit Baptis Arab Al-Ahli di Gaza City. Bagian gawat darurat dan ruang penerimaan tamu hancur, serta beberapa bangunan lain mengalami kerusakan.
Tiga pasien, termasuk seorang anak berusia 12 tahun yang tergantung pada bantuan oksigen, meninggal dunia akibat evakuasi mendadak sebelum serangan terjadi. Evakuasi dilakukan setelah pihak rumah sakit menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai petugas keamanan Israel.
Situasi Memanas di Tepi Barat
Aksi militer juga menjalar ke wilayah Tepi Barat. Kantor berita resmi Palestina, WAFA, melaporkan seorang remaja Palestina berusia 17 tahun ditembak di kaki oleh tentara Israel saat penyerbuan ke Kota Beit Fajjar, selatan Bethlehem, Jumat malam (11/4). Remaja tersebut kini tengah menjalani perawatan di rumah sakit.
WAFA juga menyebut bahwa tentara Israel menembakkan peluru tajam dan granat suara ke arah permukiman warga selama operasi militer berlangsung.
Kondisi Kemanusiaan Memburuk
Kantor Komisaris Tinggi HAM PBB menyatakan situasi kemanusiaan di Gaza kian memburuk sejak berakhirnya gencatan senjata.
Dalam periode 18 Maret hingga 9 April 2025, PBB mencatat 224 serangan udara Israel yang menargetkan rumah tinggal dan tenda-tenda pengungsi.
“Dari 36 serangan yang telah diverifikasi, seluruh korban yang tercatat sejauh ini adalah perempuan dan anak-anak,” ujar juru bicara Komisioner Tinggi HAM PBB, Ravina Shamdasani, dalam konferensi pers yang dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (12/4).
Baca Juga: Rencana Pemerintah RI Evakuasi 1.000 Warga Gaza, TB Hasanuddin: Indonesia Dukung Genosida
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan lebih dari 1.500 warga Palestina tewas sejak pertengahan Maret, sementara blokade total oleh Israel terus menghambat masuknya bantuan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan.
Comment