BlackRock Investasi RP180.499 Triliun Sektor Energi Hingga Infrastruktur Digital di Indonesia

update blackrock bitcoin etf

Jakarta, Netral.co.id — Pertemuan antara CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani, dan manajemen puncak BlackRock di New York, Amerika Serikat, memicu sorotan publik, khususnya dari pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto.

Gigin menilai bahwa kehadiran BlackRock dalam program Danantara bisa memperkuat pengaruh raksasa investasi asal AS itu di Indonesia.

“Lewat Danantara, cengkeraman BlackRock terhadap Indonesia akan makin kuat,” ujar Gigin dalam pernyataan melalui akun X miliknya (@giginpraginanto), Sabtu (17/5/2025).

Ia juga mengkritisi latar belakang para eksekutif Danantara yang disebutnya merupakan pilihan politik dengan kepentingan bisnis pribadi yang besar.

“BlackRock tentu menyadari bahwa pimpinan Danantara adalah pilihan penguasa yang juga merupakan pelaku bisnis,” lanjut Gigin.

Baca Juga : Inilah Daftar Perusahaan Raksasa yang Terkena Badai PHK di Tahun ini, Simak!

Pertemuan Rosan dengan jajaran eksekutif senior BlackRock, termasuk Adebayo Ogunlesi, Rajeev Rao, dan Charles Hatami, dilakukan pada Selasa, 13 Mei 2025, sebagaimana dibagikan Rosan melalui akun Instagram pribadinya.

Menurut Rosan, pertemuan itu merupakan bagian dari penjajakan kerja sama strategis yang mencerminkan sinergi antara prioritas pembangunan nasional dan kekuatan global BlackRock dalam pengelolaan aset, transisi energi, serta pengembangan infrastruktur digital.

Ia juga menyampaikan bahwa BlackRock, dengan total dana kelolaan (AUM) lebih dari US$11 triliun atau sekitar Rp180.499 triliun, menunjukkan kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia dan membuka peluang masuknya investasi asing baru.

Baca Juga : Tanya Kabar Megawati, Jokowi Akui Teman Baik dengan Puan

Tak hanya itu, Rosan mengungkapkan bahwa sebelumnya telah ada kesepakatan pembentukan dana investasi bersama (joint fund) dengan Qatar Investment Authority (QIA) senilai US$4 miliar (sekitar Rp67,5 triliun). Dana tersebut dibagi rata antara Danantara dan QIA, masing-masing US$2 miliar.

“Joint fund ini akan difokuskan untuk pembiayaan proyek di sektor kesehatan, energi terbarukan, hilirisasi, digital, dan ekonomi nasional,” ungkap Rosan dalam pernyataannya di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Comment