Sulsel Kirim 27 Inovasi ke Kemendagri pada Ajang Innovative Government Award 2025

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengirimkan 27 inovasi daerah untuk bersaing dalam Innovative Government Award (IGA) 2025 yang digelar Kementerian Dalam Negeri.

Pemprov Sulsel utus 27 inovasi daerah untuk bersaing dalam Innovative Government Award (IGA) 2025 yang digelar Kementerian Dalam Negeri. (Foto: Netral.co.id/F.R).

Makassar, Netral.co.idPemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengirimkan 27 inovasi daerah untuk bersaing dalam Innovative Government Award (IGA) 2025 yang digelar Kementerian Dalam Negeri.

Jumlah tersebut baru mewakili kurang dari separuh perangkat daerah di Sulsel, menunjukkan masih besarnya ruang untuk mendorong kreativitas dan terobosan baru demi meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat.

Menindaklanjuti Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 000.10/3146/SJ tertanggal 18 Juni 2025, Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappelitbangda Sulsel berhasil mengoordinasikan dan mengirimkan 27 inovasi sebelum tenggat 23 Agustus 2025.

Inovasi tersebut berasal dari 22 perangkat daerah dan mencakup berbagai sektor pelayanan publik, mulai dari penanggulangan kemiskinan, kebencanaan, kesehatan, hingga pendidikan.

Beberapa inovasi unggulan yang dikirim antara lain Si Lebah Unggulan (Bappelitbangda) untuk penanggulangan kemiskinan terpadu, Si-Andalan (BPBD) sebagai sistem analisis bencana, Sapa Nelayan Pulau (DKP) yang memudahkan akses pelayanan administrasi nelayan di pulau, serta inovasi bidang kesehatan seperti Sat’Setma (RSUD Haji Makassar) dan Insting Cerdik (RSUD Labuang Baji) yang fokus pada percepatan penanganan stunting.

Meski patut diapresiasi, capaian ini masih menyisakan tantangan. Dari 52 inovasi yang terjaring, hanya 27 yang memenuhi kriteria untuk diajukan. Angka ini relatif kecil dibandingkan jumlah perangkat daerah, cabang dinas, dan unit pelaksana teknis (UPT) yang ada di lingkungan Pemprov Sulsel.

Setiap tahun, Gubernur Sulsel telah menerbitkan surat edaran yang mewajibkan satuan kerja melahirkan minimal satu inovasi. Namun, realisasi selalu berada di bawah 50 persen.

Kondisi ini berbeda dengan provinsi lain yang konsisten menjadi daerah terinovatif, seperti Sumatera Selatan, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Provinsi tersebut mampu melaporkan lebih dari 100 inovasi setiap tahun.

Inovasi bukan sekadar untuk meraih penghargaan, tetapi juga menjadi barometer kinerja pembangunan dan cerminan komitmen pemerintah dalam meningkatkan pelayanan publik.

Setiap terobosan, sekecil apa pun, dapat memberikan dampak nyata: memudahkan masyarakat, meningkatkan efisiensi, membuka lapangan kerja, dan mendukung kesejahteraan bersama.

Tahun 2025 diharapkan menjadi titik balik. Aparatur sipil negara di setiap perangkat daerah, legislatif, maupun masyarakat luas didorong untuk melihat inovasi bukan sebagai kewajiban administratif, melainkan peluang untuk berkontribusi membangun daerah.

Dua puluh dua perangkat daerah yang telah berpartisipasi tahun ini diharapkan menjadi contoh pemantik semangat. Setiap ide, penyederhanaan prosedur, dan solusi atas persoalan masyarakat adalah bentuk inovasi yang bernilai.

Masa depan Sulsel yang lebih sejahtera dan kompetitif akan lahir dari karya nyata hari ini. Saatnya bangkit, berkolaborasi, dan berinovasi untuk Sulawesi Selatan yang lebih baik.

Comment