Jakarta, Netra.co.id – Empat teknologi pertahanan Republik Indonesia (RI) jadi alasan kuat kerjasama antara kampus dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Untuk itu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menilai kerja sama antara perguruan tinggi dan TNI memiliki potensi besar dalam pengembangan riset serta teknologi strategis.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiktisaintek, Khairul Munadi, menegaskan bahwa institusi pendidikan merupakan ekosistem terbuka yang mendukung kolaborasi untuk membangun inovasi dan kreativitas.
“Kampus adalah ekosistem terbuka untuk kolaborasi dalam pendidikan dan inovasi,” ujarnya pada Rabu 3 April 2025.
Khairul Munadi mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi empat produk teknologi pertahanan potensial yang lahir dari kolaborasi antara perguruan tinggi dan PT Pindad.
Baca Juga : Poin penting dalam pasal revisi UU TNI
Teknologi ini tidak hanya bermanfaat bagi sektor militer, tetapi juga memiliki dampak luas pada industri otomotif, elektronika, manufaktur, hingga material.
Empat produk teknologi pertahanan tersebut meliputi:
- Microchip – Digunakan sebagai sistem kendali, sensor, serta mendukung Internet of Things (IoT) sebagai bagian dari upaya kemandirian teknologi nasional.
- Maung EV – Versi elektrik dari kendaraan taktis Maung yang akan segera diluncurkan.
- Propelan Merah Putih – Bahan peledak berbasis selulosa dan gliserin yang bersumber dari dalam negeri.
- Optronic – Teknologi optik untuk pengembangan teleskop dan sensor presisi tinggi.
“Kerja sama ini harus dilihat secara luas sebagai bagian dari ekosistem riset dan inovasi nasional,” tegas Khairul Munadi.
Beberapa perguruan tinggi di Indonesia telah menjalin kemitraan dengan TNI dalam bidang riset dan inovasi.
Salah satu contohnya adalah Universitas Udayana yang menandatangani nota kesepahaman dengan TNI AD Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana.
Baca Juga : Unhas – UCSC Teken MoU Kolaborasi Riset dan Pertukaran Mahasiswa
Dokumen perjanjian kerja sama dengan Nomor B/2134/UN14.IV/HK.07.00/2025 tersebut resmi ditandatangani pada 5 Maret 2025.
Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan teknologi pertahanan nasional sekaligus membuka peluang inovasi di berbagai sektor industri strategis.
Comment