Makassar, Netral.co.id – Pemerintahan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, telah memasuki 100 hari kerja. Sejumlah tanggapan publik pun bermunculan, mulai dari apresiasi hingga kritik terhadap kinerja awal Wali Kota yang akrab disapa Appi tersebut.
Salah satu kritik tajam muncul dari pihak yang menilai bahwa Appi gagal di 100 hari masa jabatannya karena dinilai hanya menghasilkan “dongeng Renstra” atau rencana strategis yang dinilai tidak konkret.
Menanggapi hal tersebut, Syahrullah Sanusi, seorang aktivis perencanaan wilayah, menyebut komentar itu sebagai bentuk ketidakpahaman terhadap esensi perencanaan dalam tata kelola pemerintahan.
“Menilai Renstra sebagai dongeng menunjukkan ketidaktahuan terhadap manajemen pembangunan. Dalam ilmu manajemen ada prinsip POACE: Planning, Organizing, Actuating, Controlling, dan Evaluating. Renstra adalah bagian dari proses awal pembangunan yang sistematis,” jelas Syahrullah saat ditemui di salah satu warung kopi legendaris di Makassar, Minggu, 8 Juni 2025.
Baca Juga : Wali Kota Appi Ajak Stakeholder Fokus Kurangi Risiko Lingkungan
Pria yang akrab disapa Ulla itu juga menilai kritik yang dilontarkan terlalu tendensius dan sarat kepentingan pribadi.
“Bisa jadi memang dia tidak paham, atau mungkin ada motif lain. Tapi yang jelas menilai hasil dari 100 hari kerja, yang hanya 5% dari masa jabatan 5 tahun, itu terlalu prematur,” ungkap lulusan Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah tersebut.
Syahrullah yang juga menjabat sebagai pengurus KNPI Kota Makassar itu mengajak generasi muda untuk ikut serta mengawal pembangunan kota secara konstruktif.
“Kritik itu sehat dan perlu, tapi harus berdasarkan data dan niat yang baik. Jangan asal menghakimi tanpa memahami proses,” ujarnya.
Menurutnya, rencana strategis bukanlah sekadar dokumen, melainkan panduan penting yang akan menentukan arah pembangunan selama lima tahun ke depan.
“Renstra itu bukan hasil akhir, tapi fondasi. Tanpa perencanaan, pembangunan akan berjalan tanpa arah. Pemuda Makassar seharusnya mendukung proses ini, bukan mencibir,” tutupnya sambil menyeruput kopi hitam kesukaannya.
Comment