Tiba di Bulukumba, Bupati Andi Utta Paparkan Peluang Kerja Sama Korsel dan Tiongkok

Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf (Andi Utta) memaparkan berbagai peluang kerja sama dengan kedua negara kepada jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Kepala Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bantaeng. (Foto.Humas)

Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf (Andi Utta) memaparkan berbagai peluang kerja sama dengan kedua negara kepada jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Kepala Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bantaeng. (Foto.Humas)

Bulukumba, Netral.co.id, – Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf (Andi Utta) langsung tancap gas setelah menyelesaikan kunjungan kerjanya ke Republik Rakyat Tiongkok dan Korea Selatan. Tak menunggu waktu lama, ia memaparkan berbagai peluang kerja sama dengan kedua negara kepada jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Kepala Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bantaeng, Ashari Arifuddin, Selasa 17 Juni 2025.

Dalam pemaparannya, Andi Muchtar Ali Yusuf atau yang akrab disapa Andi Utta menyoroti potensi kerja sama yang dapat dikembangkan, khususnya di sektor pertanian, kelautan, dan ketenagakerjaan.

“Negara seperti Korea Selatan dan Tiongkok masih sangat membutuhkan produk pertanian dan hasil laut, termasuk rempah-rempah dan kerang. Tapi, mereka menuntut tiga hal: kualitas, kuantitas, dan kontinuitas atau yang saya sebut 3K,” ujar Andi Utta.

Baca Juga: Kunjungan Bupati Andi Utta ke Korsel: Belajar Pertanian Modern

Ia menggarisbawahi praktik pertanian terukur di Korea Selatan yang dinilainya patut dicontoh. Pemerintah setempat aktif melakukan uji kelayakan lahan dan memberikan rekomendasi jenis tanaman serta pupuk organik yang disediakan gratis untuk petani.

“Petani di sana juga terus diedukasi. Mereka memiliki visi jangka panjang, makanya lebih mengutamakan penggunaan pupuk organik daripada pupuk kimia. Pola ini perlu kita tiru,” lanjutnya.

Andi Utta juga menyebutkan bahwa Korea Selatan membuka peluang impor bahan baku dari Bulukumba, termasuk untuk produksi makanan seperti nori dan bahan kosmetik. Ia terinspirasi oleh semangat inovatif masyarakat setempat yang mampu menghadirkan produk kemasan siap saji bagi pasar modern dan restoran.

Salah satu tindak lanjut dari lawatan tersebut adalah rencana kunjungan balasan oleh Kepala Daerah Yeongdeok, Kim Kwang Yeal, ke Bulukumba saat Festival Pinisi mendatang. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung potensi sumber daya alam di daerah berjuluk Bumi Panrita Lopi itu.

Baca Juga: Magang ke Jepang Resmi Dibuka, Generasi Muda Bulukumba Siap Go Internasional

“Ini adalah peluang besar. Kalau kita ingin maju dan sejahtera, maka cara pandang dan pola kerja kita dalam mengelola potensi daerah harus berubah,” tegas Bupati.

Mendampingi selama kunjungan luar negeri, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bulukumba, Andi Buyung Saputra, menambahkan bahwa Yeongdeok juga membuka peluang kerja di sektor pertanian, khususnya program magang yang bergaji hingga Rp 20 juta per bulan dengan kontrak kerja lima tahun.

“Ini semacam program magang, tapi digaji sekitar Rp20 juta per bulan dengan durasi kontrak hingga 5 tahun,” ujarnya.

Program ini terbuka untuk warga Bulukumba berusia 20 hingga 30 tahun, tanpa harus memiliki latar belakang pendidikan formal. Namun, calon peserta diwajibkan memiliki kartu kuning (AK/I) dan kemampuan bahasa Korea.

Menanggapi hal ini, Kepala BPVP Bantaeng Ashari Arifuddin menyampaikan komitmennya untuk mendukung penuh kerja sama tersebut.

“Kami siap berkolaborasi dengan Pemkab Bulukumba dalam menyiapkan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan, baik ke Jepang, Tiongkok, maupun Korea Selatan. Termasuk pelatihan bahasa Korea bagi calon tenaga kerja,” ungkap Ashari.

Adapun rencana tindak lanjut dalam waktu dekat mencakup penyusunan nota kesepahaman (MoU) antara Bulukumba dan Yeongdeok dalam bentuk kerja sama Sister City, yang akan dituangkan dalam Letter of Intent (LoI) dan dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. Selain itu, juga akan dimulai proses perekrutan dan pelatihan intensif calon tenaga kerja, termasuk pembekalan keterampilan teknis dan bahasa Korea.

Comment