Netral.co.id – 1 Dolar Amerika Serikat sama dengan 8.170,65 Rupiah Indonesia sejak Sabtu 1 Februari 2025 09.17 UTC. Turun drastis dibanding tahun lalu (2024).
Tahun lalu saja penurunan dollar AS paling rendah di angka 15.000.0000 rupiah berdasarkan rilisan Google.
Nilai tukar dolar AS ke rupiah Indonesia terendah adalah pada 26 September 2024 saat 1 dolar AS bernilai 15.100,0000 rupiah Indonesia.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama inflasi. Inflasi adalah laju kenaikan harga dalam suatu perekonomian. Ada hubungan terbalik antara tingkat inflasi AS dibandingkan dengan mitra dagangnya dan depresiasi atau apresiasi mata uang.
Inflasi yang lebih tinggi mendepresiasi mata uang karena inflasi berarti biaya barang dan jasa meningkat. Barang-barang ini kemudian lebih mahal untuk dibeli oleh negara lain.
Harga yang meningkat dapat menurunkan permintaan. Barang impor menjadi lebih menarik bagi konsumen di negara dengan inflasi yang lebih tinggi untuk dibeli.
Selain inflasi, Permintaan Mata uang tetap kuat ketika mata uang suatu negara diminati. Mata uang tetap diminati jika negara tersebut mengekspor produk yang ingin dibeli negara lain dan menuntut pembayaran dalam mata uangnya sendiri.
AS tidak mengekspor lebih banyak daripada mengimpornya, tetapi telah menemukan cara lain untuk menciptakan permintaan global yang tinggi secara artifisial terhadap dolar AS
Dolar AS dikenal sebagai mata uang cadangan. Mata uang cadangan digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia untuk membeli komoditas yang diinginkan seperti minyak dan emas.
Permintaan buatan untuk mata uang tersebut tercipta ketika penjual komoditas ini meminta pembayaran dalam mata uang cadangan, sehingga mata uang tersebut menjadi lebih kuat daripada sebelumnya.
Ada kekhawatiran di Amerika Serikat bahwa meningkatnya minat Tiongkok untuk memperoleh status mata uang cadangan untuk yuan akan mengurangi permintaan terhadap dolar AS.
Kekhawatiran serupa muncul terkait gagasan bahwa negara-negara penghasil minyak tidak akan lagi menuntut pembayaran dalam dolar AS. Setiap pengurangan permintaan buatan terhadap dolar AS kemungkinan akan mendepresiasi dolar.
Comment