Solo, Netral.co.id – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan menggelar kongres nasional yang puncaknya adalah pemilihan ketua umum baru. Menariknya, ajang politik ini digelar di Solo, kota kelahiran Presiden Joko Widodo (Jokowi), sekaligus tempat asal Kaesang Pangarep—putra bungsu Jokowi—yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PSI.
Pemilihan lokasi kongres memunculkan spekulasi soal pengaruh politik Jokowi di balik dinamika internal PSI. Graha Saba Buana, salah satu lokasi utama kongres.
Juga dikenal sebagai gedung milik keluarga Presiden, memperkuat asumsi bahwa Jokowi tetap menjadi figur sentral dalam orbit PSI, meski tanpa jabatan resmi di dalamnya.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif’an, menilai keputusan menggelar kongres di Solo bukan semata soal logistik, tetapi bagian dari kalkulasi politik jangka panjang.
“Ini strategi simbolik untuk membangun daya tarik elektoral PSI menuju Pemilu 2029. Solo bukan hanya kota asal Jokowi, tetapi juga basis emosional dan simbolik kekuasaan,” ujar Ali, Jumat 11 Juli 2025.
Ia menambahkan, peluang Kaesang Pangarep untuk kembali terpilih sebagai ketua umum sangat besar.
Meskipun PSI mengklaim mekanisme e-voting, menurutnya, proses itu tetap tidak lepas dari pengaruh figur sentral seperti Jokowi.
“Kemungkinan Kaesang memimpin kembali sangat besar, 90,9 persen. Dan kita tahu, figur ayahnya masih menjadi bayang-bayang yang kuat,” ucapnya.
Meski strategi ini bisa mengerek popularitas partai, Ali menilai ada konsekuensi serius terhadap pelembagaan PSI sebagai partai politik modern.
Ia mengkritik ketergantungan PSI pada figur Jokowi sebagai kontraproduktif terhadap semangat partai muda yang seharusnya mendorong kaderisasi dan penguatan mesin partai.
“Ketika partai terlalu bertumpu pada satu tokoh, maka fluktuasi citra tokoh itu akan ikut menentukan nasib partai. Ini berisiko besar secara institusional,” jelasnya.
Senada dengan Ali, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro memperkirakan Kaesang akan kembali menjabat sebagai ketua umum.
Lebih dari itu, ia membaca kecenderungan konsolidasi kekuatan politik keluarga Solo di balik PSI.
Menurut Agung, tak tertutup kemungkinan Jokowi akan diusulkan menjadi Ketua Dewan Pembina PSI sebagai bentuk simbolisasi dukungan struktural dan moral.
“Jika ini terjadi, peluang PSI untuk menembus parlemen semakin terbuka lebar. Ini bukan lagi sekadar wacana,” ujarnya, Kamis 10 Juli 2025.
Agung menilai pendekatan yang digunakan PSI—yakni penguatan ikatan figur ketimbang ideologi partai—bisa efektif di tengah rendahnya identifikasi publik terhadap partai politik (party ID).
“Dalam konteks Indonesia, pendekatan yang bersandar pada figur publik seperti Jokowi justru bisa menjadi kekuatan politik yang rasional,” tambahnya.
Steering Committee (SC) Kongres PSI telah mengumumkan tiga nama calon ketua umum, yakni Kaesang Pangarep, Ronald A. Sinaga (influencer yang dikenal sebagai Bro Ron), dan Agus Mulyono Herlambang.
Berdasarkan data SC, Kaesang memimpin dukungan internal dengan 10 DPW dan 78 DPD, jauh mengungguli Bro Ron (6 DPW dan 36 DPD) serta Agus (6 DPW dan 24 DPD).
Plt Ketum PSI Andy Budiman menegaskan bahwa ketiganya memenuhi syarat pencalonan. “Masing-masing kandidat telah mengantongi dukungan minimal dari 5 DPW dan 20 DPD sesuai ketentuan,” ujarnya, Selasa (24/6).
Meski namanya sempat digaungkan sebagai calon ketua umum PSI, Jokowi menampik kemungkinan itu. Ia menegaskan bahwa posisi ketua umum sebaiknya diisi oleh kalangan muda.
“Yang muda-muda saja. Saya kira lebih baik yang muda-muda,” ujar Jokowi, Kamis 26 Juni 2025. Ia juga menyatakan tidak memberikan perlakuan khusus kepada Kaesang, dan menyerahkan keputusan kepada proses internal partai. “Enggak (ke Kaesang). Ke semua kandidat,” tegasnya.
Comment