Jakarta, Netral.co.id – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari fraksi PKS Saadiah Uluputty mengkhawatirkan pelibatan Bintara Pembina Desa atau Babinsa dalam penyerapan gabah akan memberikan rasa ketakutan terhadap Petani.
Saadiah menyebut, pelibatan unsur militer dalam urusan pengadaan gabah itu justru berpotensi mengintimidasi petani.
“Kesan intimidatif dari kehadiran aparat TNI, walaupun tidak disengaja bisa saja muncul,” kata Saadiah, Ahad, (9/3/2025).
Perempuan asal Maluku tersebut menilai, petani seharusnya diberikan ruang yang nyaman dan bebas dari tekanan agar para petani dapat bekerja secara maksimal dan menjual hasil pertaniannya secara sukarela.
“Kami harus pastikan lahan yang diambil pemerintah benar-benar memberikan rasa aman bagi petani,” ujarnya.
Dia menegaskan, kebijakan yang diambil seharusnya mampu melindungi kepentingan petani dan memperkuat pertanian nasional.
Dia menyarankan agar perusahaan pelat merah itu melibatkan organisasi kepemudaan seperti karang taruna. Menurutnya, keterlibatan karang taruna itu bisa menjadi opsi yang baik dan konstruktif.
“Mereka lebih dekat dan diterima oleh masyarakat, sehingga proses berjalan kondusif,” kata Saadiah.
Selain itu, menurut dia, mengikut sertakan anak muda dalam membantu tugas Bulog di penyerapan gabah bisa menjadi wadah pembinaan generasi penerus.
“Untuk melatih dan mendidik pemuda memahami pentingnya ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menjelaskan alasan pelibatan Bintara Pembina Desa atau Babinsa dalam proyek penyerapan gabah karena Babinsa mengetahui persis kondisi wilayah di desa-desa.
“Termasuk lokasi dan kapan waktu panen,” katanya saat dihubungi, Sabtu, (8/3/2025).
Informasi panen dari Babinsa itu, ujar Suyamto, yang akan disampaikan ke Perum Bulog. “Sehingga mempercepat pembelian gabah petani,” ujarnya.
Comment