Jakarta, Netral.co.id – Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menilai bahwa hingga saat ini Danantara belum memberikan sentimen positif bagi pasar saham Indonesia.
“Kami belum melihat tanda-tanda munculnya sentimen positif yang bisa menaikkan harga saham,” ujarnya.
Sejak akhir 2024, arus modal asing terus keluar dari pasar saham Indonesia. Hingga 26 Februari 2025, tercatat dana asing yang keluar mencapai Rp 17 triliun (US$ 1 miliar).
Rully menyebut faktor utama yang mendorong arus keluar modal ini adalah ketidakpastian global serta kurangnya dorongan sentimen positif dari dalam negeri.
“Kami masih belum melihat kapan asing akan secara konsisten kembali masuk ke pasar saham Indonesia,” lanjutnya.
Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan setelah peluncuran Danantara pada 24 Februari 2025.
Baca Juga : Erick Thohir Tanggapi Melemahnya IHSG Usai Peluncuran Danantara
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, merespons tren negatif ini dengan optimisme, meyakini bahwa dampak positif dari Danantara akan terlihat dalam jangka panjang.
“Harusnya bisa (jadi sentimen positif), tapi perlu waktu,” ujar Erick pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Ia juga menyoroti bahwa saat ini masih ada persepsi publik yang membandingkan Danantara dengan sovereign wealth fund (SWF) lain yang dianggap kurang sukses.
Namun, Erick menegaskan bahwa kehadiran Danantara akan memberikan dampak baik bagi perekonomian nasional.
IHSG Tertekan, Faktor Global Jadi Sorotan
Pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Februari 2025, IHSG melemah sebesar 214,85 poin atau 3,31 persen, berada di level 6.270,60.
Erick Thohir menilai bahwa penurunan ini tidak hanya dipicu oleh faktor domestik, tetapi juga dinamika ekonomi global, terutama kebijakan ekonomi Amerika Serikat.
Baca Juga : Luhut Janji Akan Kelola Profesional dan Transparan Danantara
Menurutnya, kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump menjadi salah satu faktor yang memperburuk stabilitas pasar.
“Presiden Donald Trump sedang mengambil kebijakan-kebijakan ekonomi yang sangat bullish untuk Amerika,” kata Erick.
Antara Optimisme Pemerintah dan Realitas Pasar
Meskipun Erick Thohir optimistis terhadap dampak jangka panjang Danantara, kalangan analis menilai bahwa pemulihan pasar modal Indonesia masih memerlukan waktu.
Dengan tantangan global yang terus berlanjut serta ketidakpastian ekonomi domestik, keberhasilan Danantara sebagai katalis positif bagi IHSG masih harus diuji dalam beberapa bulan ke depan.
Comment