Hangatnya Kebersamaan di Balik Buka Puasa IKA Unhas dan Himpuni di Kediaman Mentan Amran

Lebih dari sekadar jumlah peserta yang membeludak hingga 1000 orang, ada nuansa kehangatan, kebersamaan, dan semangat berbagi yang terasa begitu kental sepanjang acara.

Buka puasa bersama Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) dan Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Nasional se-Indonesia (Himpuni) di kediaman Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. (foto:Netral.co.id/F.R)

Jakarta, Netral.co.id – Buka puasa bersama Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) dan Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Nasional se-Indonesia (Himpuni) di kediaman Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Ahad, 9 Maret 2025, bukan sekadar ajang silaturahmi biasa.

Lebih dari sekadar jumlah peserta yang membeludak hingga 1000 orang, ada nuansa kehangatan, kebersamaan, dan semangat berbagi yang terasa begitu kental sepanjang acara.

Dari anak-anak hingga para tokoh nasional, semua melebur dalam suasana Ramadan yang penuh kekeluargaan. Tak hanya menghadiri acara seremonial, para peserta juga merasakan langsung bagaimana nilai-nilai kebersamaan dihidupkan dalam momen yang sederhana namun bermakna.

Dari Karpet Merah ke Keakraban Tanpa Sekat

Begitu tiba di kediaman K10, yang dikenal sebagai rumah pribadi Mentan Amran, para tamu langsung disambut suasana yang jauh dari kesan formal. Tidak ada protokoler yang berlebihan, tidak ada batasan antara pejabat, akademisi, mahasiswa, maupun masyarakat umum.

“Pak Amran itu memang selalu seperti ini, orangnya sangat humble. Begitu masuk, langsung lesehan bersama kami, tanpa ada batasan siapa pejabat dan siapa tamu biasa,” ujar seorang peserta dari IKA Unhas.

Ruang ballroom yang dijadikan musala utama dengan karpet merah tebal menjadi saksi bagaimana diskusi dan canda tawa mengalir di sela-sela acara. “Bahkan, sebelum acara dimulai pun kami sudah ngobrol santai, suasananya hangat sekali,” kata seorang alumni yang hadir dari luar kota.

Momen Spesial: Doa, Inspirasi, dan Hadiah Hafalan Al-Qur’an

Salah satu momen yang paling berkesan adalah sesi tausiyah yang dimajukan lebih awal, dipimpin oleh Prof. Komaruddin Hidayat. Kehangatan kembali terasa ketika Mentan Amran berbagi kisah masa kecilnya yang penuh perjuangan bersama 11 saudaranya, mengingatkan semua hadirin akan pentingnya kerja keras, doa ibu, dan tekad dalam menggapai kesuksesan.

Suasana semakin akrab dan penuh keceriaan saat sesi hafalan Al-Qur’an dimulai. Tidak hanya peserta dewasa, anak-anak yang baru hafal basmalah pun berani maju ke depan. Mereka disambut dengan apresiasi luar biasa dan hadiah dari Mentan Amran.

Baca Juga; Kelompok Cipayung Plus Salut dengan Andi Amran Sulaiman

“Yang membuat saya terharu, bukan soal hadiahnya, tapi bagaimana beliau memotivasi kami untuk terus belajar, menghafal Al-Qur’an, dan menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak-anak sejak dini,” ungkap seorang ibu yang membawa anaknya ke acara tersebut.

Dari Santap Malam hingga Sahur: Tak Ada yang Pulang dengan Tangan Kosong

Setelah berbuka puasa, salat Magrib, dan santap malam, acara berlanjut dengan salat tarawih dan bincang santai. Seperti biasa, diskusi yang berlangsung hingga larut malam selalu diakhiri dengan berbagi rezeki.

Peserta yang bertahan hingga pukul 00.30 bahkan mendapat bekal sahur dari tuan rumah. “Kami datang dengan perut kosong, pulang dengan hati penuh kebahagiaan dan rezeki yang tidak kami duga,” kata salah satu peserta dari Makassar.

Lebih dari Sekadar Buka Puasa, Sebuah Simbol Kebersamaan

Acara ini bukan hanya tentang berbuka puasa atau berkumpulnya alumni. Ini adalah simbol kebersamaan, kepedulian, dan semangat berbagi yang semakin jarang ditemui di tengah kehidupan modern yang serba sibuk.

Baca Juga; IKMB Unhas dan Andi Amar Sulaiman Gagas Penghijauan di Bone

Di kediaman Mentan Amran, semua perbedaan dilebur. Para pejabat, akademisi, mahasiswa, hingga anak-anak kecil duduk dalam satu ruangan, menikmati malam penuh makna dalam nuansa Ramadan yang hangat.

Sebagaimana pesan Mentan Amran dalam sambutannya, “Kita bisa besar karena kebersamaan, bukan karena berdiri sendiri.”

Comment