Pangkep, Netral.co.id, – Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep menggelar workshop penyusunan Performance Improvement Plan (PIP) untuk Dana Alokasi Umum Spesific Grant (DAU-SG) bidang kesehatan. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau, dan berlangsung di Ruang Wakil Bupati Pangkep, Selasa 1 Juli 2025.
Workshop turut dihadiri Sekretaris Daerah Pangkep Hj. Suriani, Kepala Bapelitbangda Iman Takbir, Kepala BKAD Asri, serta jajaran staf Dinas Kesehatan.
Dalam arahannya, Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau menyampaikan harapannya agar pemanfaatan DAU di bidang kesehatan dapat lebih optimal dan berdampak langsung bagi masyarakat.
“Kami berharap dengan adanya dau khususnya di bidang kesehatan, yang biasanya digunakan untuk perbaikan puskesmas, pengadaan alkes, saya berharap bagaimanalah meningkatkan kesehatan di tengah-tengah masyarakat. Kembali bagaimana kegiatan-kegiatan kesehatan yang kita laksanakan itu betul-betul berdampak ke masyarakat,” ujarnya.
Bupati juga mengingatkan pentingnya perencanaan yang matang berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
“Saya harapkan kegiatan workshop ini, dengan perencanaan yang sudah matang dengan melihat pengalaman kita di tahun-tahun sebelumnya apakah itu serapan anggarannya, kegiatan-kegiatannya apakah sudah maksimal, jika belum maksimal bagaimana bisa dimaksimalkan untuk tahun kedepannya,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep, Hj. Herlina, mengungkapkan bahwa program prioritas yang akan difokuskan adalah program yang capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)-nya belum terpenuhi.
“Program prioritas yang akan menjadi prioritas ialah program yang spm nya belum terpenuhi, tahun kemarin yaitu terkait hipertensi yaitu dibawah 90%,” ungkapnya
Ia menambahkan, capaian imunisasi di Kabupaten Pangkep saat ini sudah mencapai 100%. Namun, masalah gizi masyarakat yang berkaitan dengan stunting masih menjadi perhatian serius.
“Yang utama adalah terkait imunisasi kalau di kabupaten pangkep, sudah mencapai 100%, kedua masalah gizi masyarakat gizi itu ada hubungannya dengan stunting, pencapaian stunting pangkep 2022-2023 penurunnya mencapai 4,2%, kemudian 2023-2024 mencapai 4,8% namun dengan pencapaian itu masih ada 25,2% anak stunting dan ini yang harus kita upayakan menjadi dibawah 20% sesuai standar WHO,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa indikator kesehatan lain yang juga menjadi prioritas adalah angka harapan hidup, yang dipengaruhi oleh angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
“Kemudian yang lainnya ada terkait angka harapan hidup, faktor pendukungnya angka kematian ibu. Bagaimana kita mengupayakan angka kematian ibu diturunkan, walaupun kemarin pangkep masih ada angka kematiannya 5 orang dari 5.300an kelahiran, kemudian angka kematian bayi baru lahir, jika banyak angka kematian baru lahir itu artinya harapan hidup rendah,” katanya.
Meski fokus pada program yang belum mencapai target, ia menekankan bahwa program yang sudah berjalan baik tetap harus dipertahankan agar tidak mengalami penurunan capaian.
“Tidak berarti bukan hanya yang tidak terpenuhi yang nanti akan mendapat perhatian, karena jangan sampai yang tadinya sudah terpenuhi karena tidak terpenuhi kebutuhan anggaran dan peralatannya jadi turun nanti,” tegasnya.
Terkait tindak lanjut workshop, Herlina menyampaikan bahwa akan dilakukan pendampingan selama dua bulan ke depan.
“Pembimbingan ini berlangsung selama 2 bulan, dan kita akan melihat kedepannya apakah masih perlu pendampingan. Kita berharap dengan adanya pendampingan ini maka spm di kabupaten Pangkep bisa kita wujudkan 100%,” katanya.
Ia pun menutup dengan harapan besar terhadap capaian kesehatan di Pangkep.
“Kita harapkan tidak ada lagi anak stunting di kabupaten Pangkep, angka harapan hidup tinggi, semua anak-anak bersedia di imunisasi,” pungkasnya.
Comment