Netral.co.id – Secara resmi pemerintah Qatar dan Mesir memeberikan dukungan terhadap gencatan senjata antara Israel dengan Hamas berdasarkan keputusan bersama.
Melalui forum antara negera 24 Menteri ketiga negara yakni Qatar, Mesir dan Amerika setuju gencatan senjata. Sementara delapan menteri mayoritas konservatif, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, menolak.
“Sesuai koordinasi para pihak dalam perjanjian dan mediator, gencatan senjata di Jalur Gaza akan dimulai pada pukul 8:30 pagi hari ini, 19 Januari waktu setempat di Gaza,” demikian pernyataan resmi pemerintah Qatar.
Qatar adalah salah satu mediator kesepakatan gencatan senjata Hamas-Israel, bersama-sama dengan Amerika Serikat dan Mesir.
Baca Juga : Menlu Tegaskan Gencatan Senjata Dengan Hamas
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah menyetujui gencatan senjata tersebut melalui pemungutan suara kabinet Jumat, 17 Januari 2025.
Netanyahu menegaskan bahwa pihaknya bisa tak melanjutkan perjanjian gencatan senjata, dan tahanan seharusnya dimulai Minggu bila pihaknya tak kunjung menerima daftar nama sandera yang bakal dibebaskan Hamas.
“Kami tidak akan dapat melanjutkan kerangka perjanjian sampai kami menerima daftar sandera yang akan dibebaskan, sebagaimana telah disepakati,” kata Netanyahu dalam pernyataannya pada Sabtu 19 Januari 2025.
Gencatan senjata Hamas-Israel terbagi dalam tiga fase. Fase pertama berlangsung selama 42 hari, meliputi pertukaran sandera Hamas dan Palestina, penghentian serangan, hingga pengiriman lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Fase kedua rencananya akan mulai dirundingkan di hari ke-16 gencatan senjata, yang diharapkan bisa mengakhiri perang dan mendorong gencatan senjata permanen.
Dimana para sandera masih hidup akan dibebaskan. Sebagai imbalan, ratusan tahanan Palestina di Israel akan dilepas. Fase itu juga mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Baca Juga : Ketua DPD RI Minta Pemerintah Desak PBB Beri Sanksi Israel Terkait Bentrok di Al-Aqsa
Fase ketiga akan memulangkan jenazah dan sisa-sisa tubuh sandera serta mengimplementasikan rencana rekonstruksi Gaza.
Sebanyak 33 sandera di Gaza diperkirakan akan dibebaskan oleh Hamas pada hari pertama gencatan senjata. Para sandera ini termasuk warga asing.
Pemerintah Israel menyatakan, mereka telah menyetujui pembebasan 737 tahanan Palestina serta 1.167 warga Gaza yang ditangkap selama serangan di wilayah Gaza.
Meski begitu, Kantor Media Tahanan yang berpusat di Gaza mengungkap data yang berbeda. Menurut organisasi tersebut, Israel akan membebaskan 1.737 tahanan, termasuk 120 wanita dan anak-anak.
“Israel tidak akan menoleransi pelanggaran perjanjian tersebut. Hamas bertanggung jawab sepenuhnya,” ujar dia.
Juru bicara Netanyahu menjelaskan, Israel seharusnya menerima daftar nama 33 sandera Hamas yang akan dibebaskan pada tahap pertama gencatan senjata pada Sabtu pukul 16.00 waktu setempat.
Namun, hingga waktu Netanyahu membuat pernyataan, Hamas belum menyerahkan daftar nama tersebut.
Comment