Jakarta, Netral.co.id – Partai Gerindra merayakan HUT ke-17 dengan dihadiri berbagai ketua umum partai dan politisi. Namun, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak hadir dalam perayaan tersebut.

Pengamat politik Rocky Gerung menilai absennya Megawati sebagai sinyal politik bagi Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Rocky, ketidakhadiran Megawati kemungkinan berkaitan dengan kehadiran Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi), yang juga mantan politisi PDIP.

“Sehingga jadi tukar tambah, Mega hanya datang bila Jokowi tidak datang, begitu juga sebaliknya,” kata Rocky, dikutip Netral.co.id dari tayangan video di kanal YouTube pribadinya, Minggu (16/2/2025).

Rocky menilai bahwa situasi ini mencerminkan dinamika politik nasional yang sedang berubah. Meski begitu, ia menyebut hubungan persahabatan antara Megawati dan Prabowo masih terjaga dengan baik.

Ia juga mengungkapkan bahwa Megawati tampaknya masih mempertimbangkan keputusannya dalam mendukung pemerintahan Prabowo.

“Ada sesuatu yang masih digantung oleh Mega, yaitu apakah Megawati akan dapat diandalkan oleh Prabowo untuk menjaga keseimbangan politik di parlemen. Jadi masih ada upaya untuk saling mengirim sinyal,” ujarnya.

Rocky menambahkan bahwa langkah politik Prabowo ke depan semakin menjadi sorotan, terutama setelah kembali diusulkan Gerindra sebagai calon presiden dalam Pilpres 2029.

Menurutnya, jika Gerindra mengusung kembali Prabowo, maka kemungkinan besar partai tersebut tidak akan mendukung putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming, sebagai capres 2029.

Peluang Gibran menjadi capres disebut akan semakin kecil jika Koalisi Indonesia Maju (KIM) tetap solid dalam mendukung Prabowo.

“Keputusan ini mungkin akan dijadikan sebagai pesan politik untuk negosiasi dengan Ibu Mega,” tutup Rocky.

Dalam perayaan HUT Gerindra, kehadiran Megawati diwakili oleh dua kader PDIP, yakni Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey dan Ketua DPP PDIP Said Abdullah.