Makassar, Netral.co.id — Ketua Ikatan Istri Anggota Dewan (IKAWAN) DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Tenri Engka Yasir Machmud, turut hadir dan memberikan dukungan dalam kegiatan Seminar Edukasi dan Pelantikan Kaukus Perempuan Parlemen Provinsi Sulawesi Selatan yang digelar di Mahoni Hall Hotel Claro, Makassar, Selasa, 23 Desember 2025.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, dan menjadi momentum strategis dalam memperkuat peran legislator perempuan dalam merespons isu-isu krusial pembangunan daerah, khususnya perlindungan perempuan dan anak, penanganan stunting, serta penguatan ketahanan keluarga.
Kehadiran Ketua IKAWAN DPRD Sulsel, Andi Tenri Engka Yasir Machmud, menegaskan komitmen organisasi pendamping anggota legislatif tersebut dalam mendukung agenda pemberdayaan perempuan serta peningkatan kualitas kebijakan yang lebih sensitif gender. IKAWAN dinilai memiliki peran penting sebagai mitra strategis dalam mendorong sinergi antara keluarga legislator dan kerja-kerja parlemen yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Seminar edukasi ini mengusung tema “Pengasuhan Positif bagi Perempuan Anggota Legislatif”, sebagai bagian dari upaya membangun perspektif kebijakan yang lebih responsif terhadap tantangan era digital, sekaligus memperkuat peran perempuan dalam keluarga dan ruang pengambilan keputusan publik.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, menegaskan bahwa perempuan memiliki posisi strategis sebagai pilar kemajuan bangsa, baik dalam lingkup keluarga maupun dalam proses perumusan kebijakan publik.
“Saya selalu merasa mendapatkan booster ketika berada di lingkungan perempuan. Saya berkomitmen untuk terus mendukung perempuan agar saling menguatkan. Perempuan adalah pilar kemajuan bangsa,” ujar Fatmawati.
Ia menyampaikan bahwa meningkatnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif Sulawesi Selatan merupakan modal penting untuk melahirkan kebijakan yang lebih inklusif dan berpihak pada kepentingan perempuan dan anak. Namun demikian, ia juga menyoroti masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Sulawesi Selatan hingga November 2025, tercatat sebanyak 283 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Korban didominasi oleh perempuan sebanyak 130 orang, anak perempuan 120 orang, dan anak laki-laki 32 orang, yang menunjukkan bahwa perempuan dan anak perempuan masih menjadi kelompok paling rentan.
“Angka ini harus menjadi alarm bagi kita semua. Kekerasan terhadap perempuan dan anak bukan sekadar persoalan sosial, tetapi juga persoalan pembangunan dan masa depan generasi,” tegas Fatmawati.
Selain isu kekerasan, Fatmawati juga menyoroti persoalan kesehatan ibu dan anak. Berdasarkan data RPJMD Sulsel 2025–2029, angka kematian ibu di Sulawesi Selatan pada tahun 2024 tercatat 134 per 100.000 kelahiran hidup, masih jauh dari target global Sustainable Development Goals di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
“Angka ini menunjukkan bahwa kehamilan dan persalinan masih memiliki risiko serius, terutama di wilayah desa dan daerah dengan akses layanan kesehatan terbatas. Ini harus menjadi perhatian utama kita bersama,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa prevalensi stunting balita di Sulawesi Selatan tahun 2024 berada pada angka 23,3 persen, masih di atas rata-rata nasional. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp65 miliar untuk percepatan penanganan stunting yang membutuhkan dukungan kebijakan kuat dari legislatif.
Sementara itu, Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Andi Rachmatika Dewi Yustitia Iqbal, menyatakan komitmen DPRD Sulsel untuk terus bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam mendorong agenda pembangunan yang inklusif dan berkeadilan gender.
Kegiatan seminar edukasi ini menghadirkan pemateri dari berbagai latar belakang, salah satunya psikolog Okky Asokawati, S.Psi., M.Psi. Selain sebagai forum diskusi, kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi bagi perempuan anggota legislatif untuk memperkuat peran strategisnya, tidak hanya sebagai pembuat kebijakan, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam membangun keluarga yang sehat, aman, dan berdaya.
Kehadiran Ketua IKAWAN DPRD Sulsel Andi Tenri Engka Yasir Machmud dalam kegiatan ini semakin memperkuat sinyal dukungan terhadap penguatan peran perempuan legislatif dalam menjawab tantangan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan inklusif.

Comment