Penulis: Thamzil. H. DM
Netral.co.id – Kemiskinan adalah situasi di mana individu atau suatu rumah tangga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Namun kata seorang Mahatma Gandhi “Kemiskinan adalah bentuk kekerasan terburuk,”.
Kondisi ini tidak serta merta akibat dari malas bekerja, terdapat faktor sosial ekonomi yang melatarbelakangi situasi ini. Beberapa tahun terakhir Kabupaten Jeneponto di Provinsi Sulawesi Selatan masih kerap disebut sebagai Kabupaten termiskin di Sulsel.
Dikutip dari angka hasil riset penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) 2025 Provinsi Sulawesi Selatan angka Jumlah Penduduk Miskin di Daerah Jeneponto berada dikisaran 43.90 pada tahun 2024.
Dari angka tersebut Kabupaten Jeneponto mengalami perubahan dengan baik secara perlahan, melihat angka kemiskinan penduduk kabupaten Jeneponto dari dua tahun terakhir pada tahun 2023 berada pada 48,32.
Menurunnya angka kemiskinan berdasarkan laporan terakhir BPS semoga semakin membuka harapan terhadap prospek pemulihan seluruhnya ditangan era pemerintahan yang baru (Paris Yasir-Islam) sebagai pemegang kebijakan di Kabupaten Jeneponto.
Kabupaten Jeneponto di Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah Kabupaten dengan kondisi sosial-ekonomi yang kompleks, tantangan pengentasan kemiskinan di Daerah tersebut bukan sekadar soal angka-angka statistik, melainkan menyangkut persoalan struktural yang sudah berakar lama.
Ketimpangan akses pendidikan misalnya, keterbatasan infrastruktur seperti jalan rusak sebagai dasar, rendahnya produktivitas sektor pertanian, hingga ketergantungan terhadap sektor-sektor ekonomi yang rentan terhadap perubahan musim yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintahan yang sekarang.
Kemiskinan di daerah pada umumnya bersifat multidimensi. Bukan hanya persoalan pendapatan rendah, tetapi juga kualitas hidup yang terbatas: minimnya akses air bersih, penanganan gizi buruk, fasilitas kesehatan yang belum merata, serta terbatasnya lapangan kerja formal pada daerah tersebut.
Pemerintah daerah sebenarnya telah melakukan banyak berbagai upaya, mulai dari program bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, hingga pembangunan infrastruktur.
Namun, hasilnya belum terlalu signifikan atau keluar sebagai daerah tertinggal, mengingat tantangan yang dihadapi memerlukan pendekatan yang lebih mendasar serta berkolaborasi kerjasama dan berkelanjutan.

Beberapa tantangan era pemerintahan baru yang perlu menjadi perhatian serius antara lain:
- Memperkuat Sektor Primer
Mayoritas masyarakat Jeneponto bergantung pada sektor pertanian dan peternakan tradisional yang rentan terhadap perubahan iklim. Diversifikasi ekonomi menjadi sangat mendesak agar ketahanan ekonomi warga meningkat.
- Memperkuat Pendidikan Guna Menciptakan daya Saing SDM
Kemiskinan memiliki kaitan yang erat dengan pendidikan, karena pendidikan mampu memberikan kemampuan untuk berkembang melalui keterampilan dari diri sendiri, maka dari itu semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat kemiskinan.
Diperlukan pendidikan agar setiap generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang kontekstual dengan yang dibutuhkan dalam dunia kerja, karena dengan pendidikan kita di berikan sebuah pengarahan terkait aspek kognitif atau psikomotorik terkait bidang yang kita minati sehingga kita dapat mengembangkan keterampilan kita, kelak dapat berguna di dalam dunia kerja.
Tingkat pendidikan yang rendah menjadi hambatan utama mobilitas sosial. Investasi besar-besaran dalam pendidikan dasar, vokasi, dan pelatihan keterampilan perlu digenjot, khususnya di desa-desa terpencil.
- Kesenjangan Infrastruktur
Akses jalan, listrik, air bersih, dan jaringan internet yang belum merata membuat beberapa kawasan tetap terisolasi. Tanpa infrastruktur dasar yang kuat, sulit membayangkan adanya loncatan ekonomi yang signifikan.
- Reformasi Birokrasi dan Good Governance
Pengelolaan program pengentasan kemiskinan harus dilakukan dengan transparan, tepat sasaran, serta berbasis data akurat. Politik anggaran perlu lebih berpihak pada sektor-sektor produktif dan pemberdayaan ekonomi warga.
- Pelibatan Swasta dan Kolaborasi Multi-pihak
Mengatasi kemiskinan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Dunia usaha, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat perlu dilibatkan aktif dalam menciptakan peluang usaha, pendidikan, dan inovasi sosial.
Di tengah tantangan yang besar itu, Kabupaten Jeneponto di harap memiliki potensi besar di sektor energi apa lagi Jeneponto punya tenaga (angin dan surya), potensi wisata alam, serta kekuatan budaya lokal yang sangat baik.
Dengan komitmen bersama, inovasi kebijakan, serta kolaborasi lintas sektor, zona kemiskinan di Jeneponto bukan tidak mungkin dapat dihapuskan.
Karena pada akhirnya, pembangunan bukan hanya soal angka pertumbuhan ekonomi, tetapi seberapa besar keadilan sosial, ekonomi serta pendidikan yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Doa kami dari masyarakat dan mengucapkan Hut Kabupaten Jeneponto yang ke 162, sehat selalu dan sukses pada seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Jeneponto.
Mari berkolaborasi untuk menjaga serta membangun Kabupaten Jeneponto Butta Turatea kita bersama untuk Jeneponto Lebih baik. Sekali lagi Hut Kabupaten Jeneponto yang 162 Saya Bangga di lahirkan di Kabupaten Jeneponto.
Comment