Jakarta, Netral.co.id – Perum BULOG mencatat lonjakan serapan beras yang luar biasa dalam tiga bulan pertama tahun 2025. Hingga Maret, BULOG telah menyerap 725.513 ton beras dari petani, menjadikannya serapan tertinggi dalam lima tahun terakhir untuk periode yang sama.
Peningkatan ini mencapai 2.000 persen dibandingkan tahun sebelumnya, di mana serapan BULOG hanya sekitar 35.000 ton dalam periode yang sama.
Biasanya, BULOG membutuhkan satu tahun penuh untuk menyerap satu juta ton beras. Namun, kini dalam waktu hanya tiga bulan, serapan BULOG sudah mendekati pencapaian tahunan sebelumnya.
Pengamat politik Hendri Satrio (Hensa) menilai capaian ini sebagai hasil kerja nyata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam membawa perubahan di sektor pertanian.
“Dalam waktu singkat, kita bisa melihat dampak tangan dingin Amran Sulaiman. Serapan BULOG melonjak, produksi beras meningkat, mafia pangan ditindak, dan efisiensi anggaran membuahkan hasil maksimal. Jargon ‘tidak ada hari libur di Kementan untuk swasembada’ bukan sekadar slogan, tapi benar-benar diterapkan,” ujar Hensa.
Hensa menyebut lonjakan serapan gabah ini sebagai kado istimewa Lebaran bagi bangsa Indonesia, menandakan langkah konkret menuju swasembada pangan.
Baca Juga : Mentan Amran dan Akademisi Optimistis Wujudkan Swasembada Pangan
Namun, ia juga mengingatkan pemerintah untuk tetap waspada terhadap tantangan ke depan, seperti cuaca ekstrem yang kini memasuki musim hujan lebat.
“Prestasi ini luar biasa dan menjadi kebanggaan bagi Indonesia. Pangan adalah sektor vital yang menentukan nasib bangsa. Tapi jangan terlena, karena tantangan masih panjang. Saya apresiasi kinerja BULOG dan Mentan Amran yang terus bekerja meningkatkan produksi dalam negeri,” ungkapnya.
Sebagai informasi, serapan gabah per 28 Maret 2025 tercatat mencapai 725.513 ton setara beras, meningkat 2.243,09 persen dibandingkan tahun 2015 yang hanya 30.964 ton. Jika dibandingkan dengan tahun 2024 yang hanya 35.040 ton, kenaikannya mencapai 1.970,53 persen.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan bahwa produksi beras nasional pada Januari-Maret 2025 meningkat 52,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencapai 8,67 juta ton, dengan luas panen mencapai 2,83 juta hektar.
Bahkan, produksi beras pada Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 13,95 juta ton, tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, meningkat 25,99 persen (2,88 juta ton) dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan serapan BULOG tidak terlepas dari kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang mencapai Rp6.500 per kilogram. Selain itu, kebijakan penghapusan rafaksi memastikan gabah dibeli dalam kondisi apa pun, sehingga petani tidak dirugikan.
Hensa juga menyoroti peran komunikasi dan koordinasi pemerintah yang lebih baik dalam isu penyerapan gabah.
Baca Juga : Mentan Amran Sapu Bersih Mafia Pupuk Palsu, 11 Pejabat Kementan Dinonaktifkan
“Komunikasi pemerintah kali ini sangat baik, tidak seperti kasus lainnya. Koordinasi juga berjalan efektif sehingga tambahan anggaran Rp16,6 triliun untuk BULOG bisa terserap dengan maksimal,” katanya.
Sementara itu, Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Mentan Amran mengambil langkah taktis untuk menerjemahkan arahan Presiden Prabowo dalam meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani.
Salah satu program unggulan yang menopang lonjakan produksi beras adalah program pompanisasi, yang bertujuan untuk mengatasi kekeringan dengan menyalurkan air irigasi menggunakan pompa.
Pada tahun 2024, Kementan menjalankan program pompanisasi sebagai solusi tercepat menghadapi musim kemarau.
Kebijakan refocusing anggaran untuk pompanisasi meningkatkan produksi padi sebesar 1,49 juta ton, dengan nilai ekonomi mencapai Rp17,89 triliun selama Agustus–Desember 2024.
Dalam program ini, 62.378 unit pompa alsintan dan 9.904 unit irigasi perpompaan telah dialokasikan ke berbagai sentra produksi padi, memastikan produksi tetap stabil meskipun menghadapi cuaca ekstrem.
Keberhasilan serapan BULOG juga merupakan hasil kolaborasi erat antara Kementerian Pertanian, BULOG, dan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).
Sinergi ini memastikan hasil panen petani terserap optimal, harga gabah stabil, dan kesejahteraan petani meningkat.
Di samping strategi produksi dan distribusi, Mentan Amran juga dikenal tegas dalam memberantas mafia pangan. Beberapa langkah konkret yang telah diambil meliputi:
Penindakan kasus pupuk palsu yang merugikan petani
Pengendalian distribusi Minyakita agar harga tetap stabil dan tidak dimainkan spekulan
Pengawasan harga gabah langsung di lapangan agar tetap di level Rp6.500/kg
Mentan Amran juga membuka akses komunikasi langsung dengan petani, memberikan mereka kesempatan untuk menyampaikan keluhan melalui nomor pribadinya.
Sementara itu, Direktur Pengadaan BULOG, Prihasto Setyanto, menegaskan bahwa Mentan Amran memberikan dorongan besar bagi BULOG dalam menyerap gabah petani.
Bahkan, Mentan sering kali memantau langsung harga gabah di lapangan untuk memastikan petani mendapatkan keuntungan yang layak.
“Saat ini, seluruh pimpinan wilayah dan cabang BULOG fokus bekerja untuk memastikan petani tidak dirugikan menjelang panen raya. Kami berdiri di depan, bersama petani,” tegas Prihasto.
Di bawah kepemimpinan Mentan Amran, Kementerian Pertanian menerapkan kebijakan hulu ke hilir, mencakup:
- Penyediaan pupuk tepat waktu
- Pembangunan irigasi modern
- Peningkatan produksi benih unggul
- Optimalisasi alat dan mesin pertanian (Alsintan)
- Program Oplah untuk meningkatkan produktivitas lahan petani
Dengan berbagai strategi ini, Kementerian Pertanian semakin optimistis bahwa Indonesia bisa mencapai ketahanan pangan yang kuat dan memastikan produksi dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan.
Comment