Paus Fransiskus Wafat di Vatikan pada Usia 88 Tahun

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas bersama pimpinan tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus. (Foto: Dok Antara)

Vatikan, Netra.co.id — Kabar duka datang dari Vatikan. Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, meninggal dunia pada usia 88 tahun di kediamannya di Casa Santa Marta, Senin (21/4/2025) pagi waktu setempat. Kepergiannya terjadi hanya sehari setelah ia menyapa umat dalam perayaan Paskah dari Lapangan Santo Petrus.

Suasana duka menyelimuti Vatikan saat dentang lonceng bergema di Lapangan Santo Petrus, menandai wafatnya Paus. Ribuan peziarah yang hadir larut dalam keheningan, mengenang sosok yang selama lebih dari satu dekade menjadi panutan spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik.

Kardinal Kevin Joseph Farrell secara resmi menyampaikan kabar duka tersebut. “Paus Fransiskus, telah berpulang ke rumah Bapa, pada pukul 07.35 pagi waktu setempat. Beliau mengabdikan seluruh hidupnya untuk Tuhan dan Gereja,” ujar Farrell dalam pernyataannya.

Farrell juga mengenang Paus Fransiskus sebagai pribadi yang tulus dan berani dalam menyuarakan nilai-nilai Injil, serta menunjukkan kasih yang merangkul semua kalangan, terutama mereka yang terpinggirkan.

“Kami mempercayakan jiwanya pada kasih sayang Allah yang tak terbatas,” tambahnya.

Baca Juga : MUI: Wafatnya Paus Fransiskus, Kehilangan Besar Bagi Perjuangan Perdamaian Dunia

Dalam beberapa bulan terakhir, kondisi kesehatan Paus diketahui memburuk. Ia sempat dirawat karena pneumonia di Rumah Sakit Gemelli, Roma, pada Februari lalu dan keluar pada 23 Maret. Sejak muda, Paus Fransiskus memiliki riwayat masalah paru-paru setelah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru.

Terpilih sebagai Paus pada 2013 di usia 76 tahun, ia mencatat sejarah sebagai Paus pertama dari Benua Amerika dan wilayah selatan dunia, sekaligus Yesuit pertama yang memimpin Gereja Katolik.

Sepanjang masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok pembaharu yang tetap menjaga dialog dengan kaum tradisionalis.

Warisan kepemimpinannya ditandai oleh inklusivitas, keberanian moral, dan kepedulian terhadap kaum lemah. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam dan kenangan berarti bagi umat Katolik di seluruh penjuru dunia.

Comment