Jakarta, Netral.co.id – Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, mengklaim bahwa senjata api yang disita oleh Polda Papua berasal dari transaksi ilegal yang melibatkan oknum militer dan kepolisian Indonesia.
“Kami memperoleh senjata dari militer Indonesia, dan ini wajar. Ini sudah sering terjadi dan merupakan bagian dari perjuangan TPNPB untuk kemerdekaan Papua,” ujar Sebby, Sabtu (8/3/2025).
Sebby menyebut bahwa praktik jual beli senjata antara Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan oknum aparat sudah lama berlangsung.
Menurutnya, TPNPB-OPM memiliki jaringan langsung ke pihak militer dan kepolisian untuk mendapatkan pasokan senjata.
“Itulah yang disebut black market. Dalam perjuangan ini, kami terhubung dengan jaringan di militer Indonesia untuk menyuplai senjata. Tentara dan polisi butuh uang, kami butuh senjata,” tambahnya.
Selain itu, ia juga mengklaim ada dukungan dari orang asli Papua yang berdinas di institusi militer dan kepolisian.
Polisi Tangkap Mantan Anggota TNI, Sita Senjata Senilai Rp 1,3 Miliar
Sebelumnya, Polda Papua menangkap Yuni Enumbi (29 tahun) di Kabupaten Keerom pada Kamis (6/3/2025). Yuni adalah mantan anggota TNI yang pernah bertugas di Kodam Kasuari dan dipecat pada 2022 karena membantu distribusi senjata ke TPNPB-OPM.
Yuni ditangkap saat mencoba menyelundupkan senjata buatan PT Pindad dari Jayapura ke Wamena melalui jalur darat. Senjata tersebut diduga diperoleh dari jaringan di Surabaya dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,3 miliar.
Dalam penangkapan tersebut, polisi menyita:
2 senjata laras panjang SS1 VI dalam kondisi belum terangkai
4 pistol G2 Pindad
5 magazine
882 butir amunisi berbagai kaliber
1 senapan angin
Polisi masih mendalami jaringan perdagangan senjata ilegal ini dan berupaya menindak tegas pihak-pihak yang terlibat.
Comment