Jakarta, Netral.co.id – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat merupakan bentuk nyata perjuangan pemerintah dalam membuka akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Ia menyayangkan adanya pihak-pihak yang mempertanyakan program tersebut.
“Kalau ada yang mempermasalahkan Sekolah Rakyat, ya mungkin perlu kita bertanya, hatinya di mana?” ujar Prasetyo dalam keterangannya, Rabu (6/8/2025).
Menurut Prasetyo, Sekolah Rakyat merupakan inisiatif langsung dari Presiden RI Prabowo Subianto, yang ingin menjangkau anak-anak dari keluarga tak mampu agar memperoleh pendidikan yang layak. Ia menyebut program ini sebagai investasi untuk masa depan generasi muda sekaligus mengangkat derajat keluarga mereka.
“Saya pribadi cukup emosional bicara soal Sekolah Rakyat, karena adik-adik kita yang dulunya tak punya kesempatan kini bisa mengakses pendidikan. Kita berharap masa depan mereka lebih cerah dan keluarganya lebih bermartabat,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Sekolah Rakyat, bahkan meminta agar program ini dijalankan secepat mungkin.
“Presiden terus mendorong kami untuk bergerak cepat. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita, apalagi menyambut usia kemerdekaan ke-80,” tambah Prasetyo.
Pemerintah, lanjutnya, menargetkan penyediaan 159 lokasi Sekolah Rakyat hingga akhir Agustus 2025. Namun, Prasetyo mengakui bahwa capaian ini belum sepenuhnya memuaskan, karena masih banyak masyarakat yang belum terjangkau.
“Kami belum puas. Akhir bulan ini baru bisa menghadirkan 159 lokasi. Masih banyak saudara-saudara kita yang belum mendapatkan akses pendidikan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pendidikan merupakan kunci utama dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan meraih kemerdekaan sejati.
“Bagi saya, itulah makna kemerdekaan yang hakiki. Kita semua sadar, pendidikan adalah cara utama untuk keluar dari kemiskinan,” tutupnya.
Comment