Netral.co.id – Usai viral di media sosial tentang kehidupan Tiko dan ibunya yang mendiami rumah megah serupa istana tampa air dan listrik selama 12 tahun tampa ayah.

Sejak 2009 silam rumah megah nomor 48 komplek PLN Jatinegara RT 6 RW 2 Jakarta Timur itu sudah tidak terhubung dengan aliran listrik serta sumber air bersih PDAM.

Akibatnya Tiko dan Eny Sukaesih perempuan yang ditinggal suaminya selama 12 tahun lamanya harus hidup terpenjara dalam kemegahan bangunan yang dipenuhi banyak laba-laba serta kecoa didalamnya.

Sementara itu untuk menyambung hidup, Tiko lah yang menjadi tulang punggung ibunya untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di usia remaja Tiko semestinya harus menempuh pendidikan layaknya remaja-remaja lain, namun keadaan berkata lain hingga hal itu memaksa dirinya bekerja sebagai Security.

Sebelum memperoleh pekerjaan untuk kebutuhan pokok seperti makan dan minum, Tiko dan Ibunya hanya menunggu belas kasihnya warga sekitar serta menjual perabotan rumah seperti meja belajar dan barang lainya yang layak pakai.

“Barang-barang dibawa bapaknya ke kampung sebagian, kalau nggak mungkin masih ada,” ucap Novel ketua RT sekitar Tiko dan ibunya tinggal.

“Sementara sisa perabotan yang masih ada di jual Tiko untuk menyambung hidup, mulai dari kursi, meja belajar hingga kompor. Begitu kompor dijual, Tiko dan Ibunya masak menggunakan kayu bakar. Kayunya mungkin ambil dari bengkel kayu disebelah,” lanjut Novel dikutip Netral.co.id lewat @era.id.

Dikabarkan juga bahwa Eny Sukaesih mengalami gangguan kejiwaan akibat tidak mampu mengontrol meluapnya emosi saat suami meninggalkan dirinya beserta Tiko anaknya.

Hingga Tiko diberi usulan oleh warga setempat agar ibunya dirawat oleh Rumah Sakit Jiwa. Namun Tiko menolak mentah-mentah sebab dirinya mengaku masih mampu mengurus ibunya.

Kecintaan Tiko pada sang ibu tersebar ke seluruh publik, mungkin saja bapaknya jika masih hidup menyaksikan kenestapaan hidup yang dialami anak dan istrinya usai viral.

Jika sudah terkubur ke liang lahat mungkin juga bapak Tiko merasakan betapa rumitnya kehidupan Istri dan anakannya selama 12 tahun tampa dirinya.