Kemenko Polkam Bahas Penguatan Kekuatan TNI 2025–2029: Fokus pada Pertahanan Pulau Strategis dan Modernisasi Alutsista

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) menggelar rapat koordinasi nasional membahas arah pembangunan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) periode 2025–2029.

Asisten Deputi Koordinator Bidang Kekuatan, Kemampuan, dan Kerja Sama Pertahanan Kemenko Polkam Brigjen TNI (Mar) Kresno Pratowo. (Foto: Dok. Kemenko Polkam).

Jakarta, Netral.co.idKementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) menggelar rapat koordinasi nasional membahas arah pembangunan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) periode 2025–2029.

Rapat ini berlangsung di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (29/10/2025), dan menyoroti penguatan seluruh matra TNI – Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU) – dalam kerangka Optimum Essential Force (OEF) yang menjadi amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerja Sama Pertahanan Kemenko Polkam, Brigjen TNI (Mar) Kresno Pratowo, menyampaikan bahwa Kemenko Polkam memastikan arah pembangunan kekuatan TNI ke depan berjalan terpadu dan sejalan dengan kebijakan pertahanan nasional.

“Melalui rakor ini, Kemenko Polkam memastikan arah pembangunan kekuatan TNI tahun 2025–2029 berjalan terpadu dan sejalan dengan kebijakan pertahanan nasional sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN,” ujar Brigjen Kresno dalam keterangan pers, Jumat (31/10/2025).

Ia menjelaskan, rapat tersebut membahas sejumlah agenda strategis untuk memperkuat pertahanan negara di tiga matra utama TNI.

Untuk TNI Angkatan Darat, fokus diarahkan pada penguatan pertahanan darat di wilayah perbatasan seperti Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur. Pemerintah menargetkan pembentukan hingga 750 Batalyon Tempur (BTP) pada tahun 2029 sebagai bagian dari peningkatan kemampuan pasukan darat.

Sementara TNI Angkatan Laut akan memperkuat sistem pertahanan maritim melalui pembentukan lima Komando Armada (Koarmada) dan lima belas Komando Daerah Maritim (Kodaeral). Modernisasi sarana dan prasarana juga menjadi prioritas, termasuk pembangunan kapal perang baru berbasis teknologi informasi dan peningkatan kemampuan patroli laut nasional.

Adapun TNI Angkatan Udara menargetkan pembentukan 33 Satuan Radar (Satrad) di berbagai wilayah strategis dan pengembangan Satuan Antariksa di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) untuk memperkuat sistem deteksi dini dan pertahanan udara Indonesia.

Selain fokus pada tiga matra utama, rapat tersebut juga membahas penguatan satuan siber dan nuklir-biologi-kimia (nubika) sebagai respon terhadap meningkatnya ancaman nonkonvensional di era digital dan geopolitik global.

Kemenko Polkam juga menyoroti pentingnya modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), termasuk penambahan kapal selam, radar pertahanan udara, serta integrasi sistem pertahanan berbasis Network Centric Warfare untuk meningkatkan interoperabilitas antar-matra.

“Kesimpulan rapat menegaskan bahwa arah pembangunan kekuatan TNI periode 2025–2029 akan mengacu pada strategi pertahanan pulau besar dan pulau strategis, sambil menunggu penetapan final Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertahanan dan TNI,” bunyi siaran pers tersebut.

Brigjen Kresno berharap strategi ini dapat memperkuat kemampuan pertahanan nasional serta menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tengah dinamika keamanan global.

Comment