Jakarta, Netral.co.id – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat pada Sabtu 29 Maret 2025 untuk menentukan awal bulan Syawal 1446 H dan menetapkan Hari Raya Idul Fitri 2025. Hasil sidang akan diumumkan langsung oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar.
Dilansir dari laman resmi Kemenag, sidang isbat akan berlangsung di kantor pusat Kemenag, Jl. MH Thamrin, Jakarta.
Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 bulan hijriah untuk menentukan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.
Berikut tahapan sidang isbat yang akan dilaksanakan:
Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H – Dimulai pukul 16.30 WIB hingga menjelang Maghrib.
Sidang Isbat Tertutup – Digelar sekitar pukul 18.45 WIB dengan peserta terbatas.
Pengumuman Hasil Sidang – Disampaikan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama.
Baca Juga : Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan 1446 H Digelar 28 Februari
Sidang ini akan dihadiri oleh perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, perwakilan ormas Islam, serta instansi terkait seperti LAPAN, BMKG, BRIN, dan Planetarium Bosscha.
Penetapan awal Syawal menggunakan metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan hilal), sebagaimana diatur dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2 Tahun 2024.
Berdasarkan perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 pukul 17.57.58 WIB. Saat matahari terbenam, posisi hilal diperkirakan berada di antara minus tiga derajat di Papua hingga minus satu derajat di Aceh.
Baca Juga : Muhammadiyah Dipastikan Hadir di Sidang Isbat 1 Syawal
Abu Rokhmad menegaskan bahwa data hisab ini akan diverifikasi melalui rukyatul hilal di 33 titik pengamatan di seluruh Indonesia, kecuali Bali, yang sedang memperingati Hari Raya Nyepi.
“Rukyat ini memiliki dua dimensi. Pertama, ta’abbudi, yaitu mengikuti sunnah Nabi dalam mengawali dan mengakhiri puasa. Kedua, pengetahuan, yakni mengonfirmasi keakuratan data astronomi,” jelas Abu Rokhmad.
Untuk memastikan kelancaran sidang isbat, Ditjen Bimas Islam Kemenag telah menggelar rapat koordinasi dengan Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) dari seluruh provinsi.
Abu Rokhmad menekankan bahwa rukyatul hilal bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk kecintaan pada ilmu astronomi dan dedikasi dalam membuktikan akurasi hisab.
“Rukyat bukan hanya soal hasil, tetapi juga proses ilmiah dan syiar Islam. Kita ingin memastikan bahwa perhitungan hisab yang akurat hingga ke detik benar-benar sesuai dengan kenyataan di lapangan,” ujarnya.
Masyarakat diimbau untuk menunggu pengumuman resmi hasil sidang isbat yang akan disampaikan oleh Menteri Agama melalui siaran langsung di berbagai media.
Comment