Danantara Siapkan Rp1,5 Triliun Serap Gula Petani Indonesia

Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan tujuan pendirian Universitas Danantara yang resmi diluncurkan pada 25 Juli 2025. Menurut Rosan, universitas ini dibentuk sebagai upaya strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan badan usaha milik negara (BUMN).

Wisma Danantara Indonesia. (Foto: dok)

Jakarta, Netral.co.id – Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) berencana menggelontorkan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk membeli gula pasir milik petani.

Langkah ini dilakukan guna menyerap stok gula yang belum terjual dan menumpuk di sejumlah pabrik gula.

Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Cabang Kecamatan Assembagoes, Situbondo, Jawa Timur, Herman Fauzi, mengatakan informasi tersebut diperoleh setelah pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pangan dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

“Pekan lalu Pengurus APTRI Pusat berkoordinasi dengan kementerian terkait, dan disampaikan solusinya Danantara akan mengucurkan dana melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk membeli sementara gula petani,” kata Fauzi, dikutip dari Antara, Sabtu 9 Agustus 2025.

Fauzi menjelaskan, sejak sebulan terakhir masih ada ribuan ton gula pasir yang belum laku terjual dan menumpuk di gudang Pabrik Gula (PG) Assembagoes Situbondo.

Ia menambahkan, harga gula pasir dari PG Assembagoes kerap ditawar pedagang di bawah harga acuan penjualan (HAP) sebesar Rp14.500 per kilogram.

“Sudah empat minggu ini tawaran pedagang Rp14.350 per kilogram, ada juga yang menawar Rp14.200 per kilogram. Minimal harga gula Rp14.500,” ujarnya.

Ia menduga rendahnya harga tawaran tersebut disebabkan peredaran gula rafinasi di pasaran. Padahal, gula rafinasi seharusnya hanya digunakan untuk industri makanan dan minuman, bukan untuk konsumsi langsung.

“Gula rafinasi itu warnanya sangat putih dan tidak semanis gula pasir pada umumnya, dan harganya lebih murah,” kata Fauzi.

Sementara itu, General Manajer PG Assembagoes, Mulyono, mengungkapkan sekitar 5.000 ton gula pasir petani masih tersimpan di gudang selama lebih dari satu bulan terakhir.

“Karena gula pasir belum terjual ke pedagang, selama lebih dari empat periode ini kami belum melakukan pembayaran kepada petani yang tebunya digiling di PG Assembagoes,” jelasnya.

Upaya Danantara melalui PT Sinergi Gula Nusantara diharapkan dapat membantu mengurai permasalahan penumpukan stok gula sekaligus menjaga kestabilan harga di tingkat petani.

Comment