Diresmikan Presiden Jokowi Lulu Hypermart Tutup di Era Presiden Prabowo

IMG 20250403 WA0004

Jakarta, Netral.co.id – Jaringan swalayan LuLu Hypermarket dikabarkan akan menutup sejumlah gerainya di wilayah Jabodetabek. Kabar ini mencuat setelah warganet membagikan pengalaman mereka yang melihat rak-rak kosong serta diskon besar-besaran di beberapa cabang swalayan asal Uni Emirat Arab (UEA) tersebut.

Sebuah unggahan di platform X oleh pengguna @dia*** pada 2 Maret 2025 menyebut bahwa gerai LuLu Hypermarket di QBIG BSD City, Tangerang, tampak hampir kosong.

“Kemarin ke LuLu, sudah hampir kosong… cuma menghabiskan stok dan semuanya diskon. Literally, tempat sandal sepatu kosong, semuanya diobral dekat pintu masuk supermarketnya,” tulisnya, dikutip Kamis 3 April 2025.

Unggahan serupa juga datang dari akun @in*** yang mengabarkan bahwa LuLu Hypermarket di Cakung, Jakarta Timur, juga dalam kondisi serupa.

“Padahal di LuLu doang enak cari kurma. Lengkap banyak pilihan. Lulu cabang Cakung juga mau tutup,” tulisnya.

Saat ini, LuLu Hypermarket memiliki setidaknya enam gerai di Indonesia, termasuk di Bekasi, Depok, Tangerang, dan Jakarta. Gerai pertama di Cakung diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 31 Mei 2016. Saat itu, Jokowi mengapresiasi LuLu Hypermarket karena banyak menjual produk lokal dan mengekspornya ke luar negeri.

Baca Juga : Intip Kemesraan dan Rencana Politik Presiden Prabowo dan Jokowi

Pada Februari 2025, Jokowi sempat mengunjungi salah satu gerai LuLu Hypermarket di Abu Dhabi. Dalam unggahannya di media sosial, ia menyebut bahwa kunjungannya bertujuan untuk melihat peluang ekspor produk Indonesia, terutama buah alpukat berkualitas unggul dari Desa Peron, Kendal.

Sejumlah warga Jabodetabek mengaku sudah mendengar kabar kemungkinan tutupnya LuLu Hypermarket, meskipun sebagian besar informasi ini mereka dapatkan dari media sosial.

Salah satu konsumen, Dessy Saputri (33), mengungkapkan bahwa ia kerap mengunjungi gerai LuLu di Vivo Mall, Bogor, untuk membeli kuliner khas Timur Tengah, India, dan Turkiye.

“Banyak pilihan makanan Timur Tengah, pastry-nya juga enak. Harganya masih cukup terjangkau,” katanya kepada awak media pada Kamis 3 April 2025.

Baca Juga : Anggota Komisi III DPR RI Andi Amar Dampingi Wapres Gibran di Toraja

Namun, menurut Dessy, ia jarang berbelanja kebutuhan bulanan di LuLu karena harga barang di sana lebih tinggi dibanding swalayan lain. Ia menilai strategi pasar dan target konsumen LuLu perlu disesuaikan agar dapat bersaing.

“Masyarakat, baik yang kaya atau tidak, tetap mencari harga lebih murah. LuLu sebenarnya nyaman dan luas, tapi jika ingin bersaing di pasar supermarket dengan harga terjangkau, mereka harus berkolaborasi dengan produsen lokal untuk mendapatkan harga lebih baik,” jelasnya.

Pendapat serupa juga diungkapkan Rudi (24), warga Cakung. Ia mengaku lebih sering mampir ke LuLu Hypermarket untuk membeli makanan jadi dibanding belanja kebutuhan bulanan karena harga di LuLu cenderung lebih tinggi dibanding swalayan lain.

“Kalau kebutuhan bulanan, harganya lumayan tinggi. Tapi dulu di Cakung ada bagian makanan yang sering dibeli ibu saya kalau sedang malas masak,” ujarnya.

Sementara itu, Ahmad (45), warga Bekasi, mengungkapkan bahwa meskipun LuLu Hypermarket sudah lama beroperasi di kotanya, ia dan keluarganya belum pernah berbelanja di sana. Menurutnya, akses menuju lokasi supermarket tersebut cukup sulit dijangkau.

“Aksesnya kurang memadai, lalu lintasnya juga tidak mendukung. Jadi, mungkin itu salah satu alasan kenapa kurang ramai,” katanya.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak LuLu Hypermarket mengenai kabar penutupan gerainya di Indonesia.

Comment