Warganet Kritik Menpora Erick Thohir: Apresiasi Atlet SEA Games Dinilai Tebang Pilih

6FD0305F 7931 462E 9F28 6410FD426D13

Netral.co.id – Sorotan publik terhadap perolehan medali Indonesia di SEA Games 2025 justru bergeser ke media sosial. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir, ramai dikritik warganet.

Ia dinilai hanya menampilkan atlet peraih medali emas dalam unggahan media sosialnya di Instagram, sementara perjuangan atlet peraih medali perak dan perunggu dianggap kurang mendapat apresiasi.

Kritik tersebut mencuat di tengah laju positif kontingen Merah Putih yang terus mendekati target medali jelang penutupan ajang olahraga terbesar di Asia Tenggara itu.

Kritik warganet membanjiri kolom komentar unggahan Erick Thohir. Sejumlah pengguna media sosial menilai apresiasi seharusnya diberikan secara menyeluruh kepada seluruh atlet yang bertanding membawa nama Indonesia, tanpa membedakan warna medali.

“Kasian atlet lain cuman dapat perak dan perunggu gak diposting. Gak dihargai semangat para atlet yang menyumbang perak dan perunggu,” tulis seorang warganet.

Komentar lain menyoroti dampak psikologis bagi atlet. “Perasaan emas mulu yang diapload , perak sama perunggu gak diapresiasi pak?,” tulis warganet lainnya.

Sebagian komentar juga menyinggung posisi Erick sebagai pejabat negara. “Yang perak dan perunggu dong pak di post, mereka sama-sama berjuang” bunyi komentar yang banyak mendapat respons.

Di tengah polemik di ruang digital tersebut, performa kontingen Indonesia di arena pertandingan tetap menunjukkan tren positif. Hingga Rabu (17/12/2025), Indonesia telah mengoleksi 72 medali emas, tiga hari jelang penutupan SEA Games 2025.

Perolehan emas Indonesia pada hari itu dibuka dari cabang olahraga dayung. Duet Rendi Setia Maulana dan Memo tampil sebagai yang terbaik di nomor Men’s Double Sculls, mengungguli pasangan Thailand dan Filipina.

Cabang pencak silat kembali menjadi lumbung emas bagi Indonesia dengan menyumbangkan tiga medali emas. Prestasi tersebut diraih oleh M Zaki Zikrillah Prasong, Safira Dwi Meilani, serta Tito Hendra Septa Kurnia yang tampil dominan di nomor masing-masing.

Dari cabang panahan, tim putra dan putri Indonesia sama-sama berjaya di nomor recurve. Sementara pada kategori individu, Diananda Choirunisa dan Riau Ega Agata Salsabilla memastikan diri sebagai kampiun, menambah pundi-pundi emas Merah Putih.

Emas berikutnya hadir dari cabang gulat nomor Men’s Greco-Roman 67 kilogram. Muhammad Aliansyah keluar sebagai juara setelah mengalahkan pegulat Vietnam, Bui Manh Hung.

Cabang equestrian menutup raihan emas Indonesia pada hari tersebut lewat nomor Team Jumping. Tim yang diperkuat Brayen Brata Coolen, Raymen Kaunang, Dirga Wira R. Sahputra, dan Arserl Rizki Brayudha sukses memastikan emas ke-72 bagi Indonesia.

Dengan sisa waktu kompetisi yang kian menipis, peluang Indonesia untuk menambah perolehan medali masih terbuka.

Namun, perdebatan yang muncul di media sosial menunjukkan bahwa prestasi olahraga tidak hanya diukur dari jumlah medali emas, melainkan juga dari bagaimana negara dan para pemimpinnya memberi apresiasi yang adil serta menyeluruh kepada seluruh atlet yang telah berjuang mengharumkan nama bangsa.

Comment