Makassar, Netral.co.id – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), menegaskan pentingnya strategi pembangunan kota yang kompetitif, berkelanjutan, dan berpihak pada generasi muda.
Hal itu ia sampaikan dalam Seminar Internasional “Competitive Generations” yang digelar Universitas Bosowa (Unibos), Selasa (30/9/2025), sebagai rangkaian Dies Natalis kampus tersebut.
Dalam paparannya, Munafri menyoroti tantangan besar yang dihadapi Makassar sebagai kota metropolitan dengan penduduk 1,4 juta jiwa sekaligus pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia.
“Makassar akan terus tumbuh, tetapi pertumbuhan ini membawa tantangan. Kemacetan, parkir liar, hingga persoalan sosial lainnya harus ditangani secara serius. Pemerintah kota berkomitmen menghadirkan solusi konkret,” tegas Munafri.
Ia menekankan kebutuhan anak muda terhadap “ruang ketiga” (third place), yaitu ruang alternatif di luar rumah dan sekolah/kantor yang dapat menjadi wadah interaksi, ekspresi, dan kreativitas. Menurutnya, kota harus menyediakan ruang seperti ini agar generasi muda tetap produktif dan kompetitif.
Selain itu, ia menyoroti keterbatasan infrastruktur olahraga di Makassar. Minimnya fasilitas representatif membuat kota ini kehilangan kesempatan menjadi tuan rumah event olahraga besar, baik nasional maupun internasional.
“PSM Makassar setiap tahun ikut turnamen internasional, tapi tidak pernah bisa menjadikan Makassar tuan rumah karena stadion kita belum representatif,” ungkapnya.
Munafri menegaskan pembangunan stadion modern bukan hanya kebutuhan olahraga, melainkan juga peluang ekonomi sekaligus penguat citra kota di mata dunia.
Pada kesempatan itu, ia juga menyoroti pentingnya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk mengatur pembangunan kota secara lebih terarah. Ia menargetkan RDTR Makassar rampung pada 2026.
“Makassar harus segera punya pedoman detail tata ruang. Tidak boleh lagi ada pabrik di tengah kota. Semua harus sesuai zonasi,” tegasnya.
Munafri menjelaskan, Makassar kini bergerak dari kota perdagangan menuju kota jasa. Karena itu, pertumbuhan ekonomi harus ditopang oleh investasi, pariwisata, dan penyelenggaraan event besar. Pemkot bahkan menyiapkan insentif Rp5 miliar per bulan untuk mendukung setidaknya satu event berskala nasional atau internasional dengan 10 ribu peserta.
“Kita ingin hotel penuh, UMKM laku, pariwisata bergerak, dan ekonomi warga ikut terdongkrak. Inilah efek domino yang kita harapkan,” jelasnya.
Munafri menutup paparannya dengan ajakan kolaborasi antara pemerintah, kampus, dan masyarakat untuk membangun Makassar sebagai kota unggul, inklusif, aman, dan berkelanjutan.
“Pertumbuhan kota hanya bisa dicapai jika seluruh segmen bergerak bersama,” pungkasnya.
Comment