Makassar, Netral.co.id – Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi menghadiri sekaligus menjadi Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu ke-97 Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang digelar di Hotel Claro Makassar, Senin, 22 Desember 2025.
Kegiatan ini menjadi ruang refleksi sekaligus penguatan komitmen lintas sektor dalam menjawab tantangan strategis perempuan, ibu, dan anak di Sulawesi Selatan.
Peringatan Hari Ibu tahun ini mengusung tema nasional “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045” dengan subtema Sulawesi Selatan “Perempuan Hebat, Anak Sehat Berprestasi.”
Tema tersebut menegaskan peran sentral perempuan dan keluarga sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Fatmawati Rusdi menegaskan bahwa peringatan Hari Ibu tidak boleh berhenti pada seremoni tahunan, tetapi harus menjadi momentum evaluasi dan perbaikan kebijakan yang menyentuh persoalan riil perempuan, khususnya di bidang kesehatan, perlindungan, dan pemberdayaan keluarga.
Ia menyampaikan bahwa penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan agenda mendesak yang harus ditangani secara serius dan terukur. AKI menjadi salah satu indikator utama dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), dengan target global kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada 2030.
Di Sulawesi Selatan, angka kematian ibu pada tahun 2024 masih berada pada 134 per 100.000 kelahiran hidup. “Angka ini menunjukkan bahwa kehamilan dan persalinan masih memiliki risiko serius, sehingga penguatan layanan kesehatan ibu harus menjadi prioritas bersama demi menyelamatkan generasi masa depan,” tegas Fatmawati Rusdi.
Ia menambahkan, penguatan intervensi kesehatan ibu harus difokuskan pada wilayah pedesaan, daerah terpencil, dan kelompok ibu berisiko tinggi. Ketimpangan akses antara desa dan kota masih menjadi tantangan besar, di mana risiko kematian ibu di wilayah pedesaan jauh lebih tinggi dibandingkan perkotaan.
Sejumlah faktor penyebab ketimpangan tersebut antara lain keterbatasan tenaga kesehatan, sarana dan prasarana deteksi dini serta penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal, rendahnya akses menuju fasilitas kesehatan, serta minimnya edukasi kesehatan reproduksi bagi ibu.
Data menunjukkan, sebesar 57 persen kematian maternal terjadi pada rumah tangga dengan kepala keluarga berpendidikan dasar.
Selain AKI, Fatmawati Rusdi juga menyoroti persoalan stunting yang masih menjadi tantangan pembangunan sumber daya manusia di Sulawesi Selatan. Prevalensi stunting balita pada 2024 tercatat sebesar 23,3 persen.
Meski menunjukkan tren penurunan, angka tersebut masih berada di atas rata-rata nasional dan membutuhkan percepatan intervensi terintegrasi.
“Penanganan stunting tidak bisa parsial. Wasting dan underweight juga harus ditangani secara serius karena menjadi indikator penting status gizi balita yang apabila diabaikan akan berkontribusi pada terjadinya stunting,” ujarnya.
Dalam konteks pembangunan gender, Indeks Pembangunan Gender (IPG) Sulawesi Selatan menunjukkan tren positif, meningkat dari 92,86 pada 2020 menjadi 93,53 pada 2024.
Namun demikian, masih terdapat kesenjangan sebesar 6,47 persen yang memerlukan kebijakan afirmatif berkelanjutan.
Sementara itu, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) menurun dari 0,427 menjadi 0,365 pada periode yang sama, meski kesenjangan di sejumlah indikator masih berada pada kisaran 36,5 persen. Adapun Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Sulawesi Selatan tercatat sebesar 75,25 pada 2024, masih di bawah capaian nasional 77,62.
Isu perlindungan perempuan dan anak juga menjadi perhatian. Indeks Perlindungan Anak Sulawesi Selatan berada pada angka 60,74 persen, di bawah rata-rata nasional 63,83 persen. Selain itu, rasio kekerasan terhadap perempuan pada 2024 tercatat sebesar 21,33 per 100.000 perempuan.
Di sisi lain, Indeks Kualitas Keluarga Sulawesi Selatan mencapai 79,37 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional 77,64 persen. Capaian ini menunjukkan ketahanan keluarga yang relatif baik dalam mendukung kesejahteraan ibu dan anak.
“Capaian Indeks Kualitas Keluarga ini harus kita jaga dan perkuat. Keluarga adalah benteng utama dalam melindungi ibu dan anak, serta fondasi dalam mencetak generasi yang sehat, produktif, dan berdaya saing,” kata Fatmawati Rusdi.
Peringatan Hari Ibu ke-97 juga diisi dengan talkshow bertema “Ketahanan Keluarga di Era Digital” dan “Kepribadian Ibu Bangsa dan Cerdas Berkarakter untuk Indonesia Emas.” Pemprov Sulsel turut memberikan penghargaan kepada 25 perempuan inspiratif dari berbagai kabupaten/kota atas kontribusi mereka di berbagai bidang.
“Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua. Dengan kolaborasi yang kuat, kita dapat memastikan perempuan Sulawesi Selatan semakin berdaya dan generasi masa depan tumbuh sehat, cerdas, dan berkarakter menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

Comment