SEA Games Berakhir Pahit: Warganet Serbu Instagram Erick Thohir, Desak Evaluasi Ketum PSSI

5AC10587 8512 4564 82C5 AC4656543C7A

Netral.co.id – Kegagalan Timnas Indonesia U-23 melangkah ke semifinal SEA Games 2025 menjadi puncak kekecewaan publik terhadap pengelolaan sepak bola nasional.

Meski menutup fase grup dengan kemenangan atas Myanmar, langkah Garuda Muda tetap terhenti. Imbasnya, kolom komentar akun Instagram Menpora sekaligus Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (@erickthohir), diserbu warganet yang menuntut evaluasi serius terhadap kepemimpinan PSSI.

Sejumlah warganet mempertanyakan arah pembinaan Timnas Indonesia yang dinilai kian terpuruk, bahkan ada yang secara terbuka meminta evaluasi total kepemimpinan PSSI.

“Sejak gagal pildun, kenapa Timnas hancur ya pak?” tulis salah satu netizen.

“Evaluasi Ketum PSSI,” komentar akun lainnya.

Tak sedikit pula yang menyoroti rangkap jabatan Erick Thohir sebagai Menpora dan Ketua Umum PSSI.

Kegagalan ini semakin menambah panjang daftar hasil minor Timnas Indonesia dalam setahun terakhir. Publik pun kembali menyinggung keputusan PSSI memecat *Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Timnas.

Seperti diketahui, Shin Tae-yong resmi diberhentikan oleh PSSI pada awal Januari 2025 lalu. Keputusan tersebut diumumkan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang kemudian menunjuk legenda Belanda dan Barcelona, Patrick Kluivert, sebagai pengganti.

Kala itu, pemecatan STY memicu pro dan kontra luas. Berbagai isu mencuat, mulai dari masalah komunikasi hingga disharmoni di ruang ganti. Padahal, selama hampir lima tahun menukangi Garuda, Shin Tae-yong dinilai membawa kemajuan signifikan, baik di level senior maupun kelompok usia.

Prestasi dan daya saing Timnas Indonesia di berbagai ajang internasional tercatat meningkat tajam di bawah kepemimpinannya. Namun sejak ditinggal pelatih asal Korea Selatan tersebut, Timnas Indonesia justru terus menuai hasil buruk di berbagai kompetisi.

Kondisi ini membuat desakan publik kian menguat. Warganet menilai kegagalan di SEA Games 2025 menjadi bukti bahwa sepak bola nasional membutuhkan evaluasi menyeluruh, termasuk pada level kepemimpinan tertinggi PSSI.

Comment