Peta Kekuatan Muktamar PPP dan Keterlibatan Istana

20250926 AGUS TEMUI WIRANTO agus menemui wiranto 2025

Jakarta, Netral.co.id – Menjelang pemilihan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam Muktamar X, dinamika politik internal partai semakin menghangat.

Sebanyak 1.300 peserta muktamar sudah hadir di Jakarta, Sabtu 27 September 2025, termasuk 671 pemilik suara yang akan menentukan arah kepemimpinan partai.

Dua hari sebelum pemungutan suara, calon ketua umum Agus Suparmanto bersama calon Sekretaris Jenderal Taj Yasin Maimoen diketahui menemui Penasihat Khusus Presiden bidang Politik dan Keamanan, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, serta Letnan Jenderal (Kehormatan) Glenny Kairupan.

Pertemuan tersebut turut dihadiri Ketua Dewan Pertimbangan DPP PPP, M Romahurmuziy, serta Wakil Ketua Umum DPP PPP Amir Uskara.

Agus Suparmanto, yang pernah menjabat Menteri Perdagangan di Kabinet Indonesia Maju (2019–2020), juga dikenal sebagai mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI) dan Direktur Utama PT Galangan Manggar Biliton.

Dalam pertemuan tersebut, Agus terlihat duduk bersebelahan dengan Wiranto. Sosok Glenny Kairupan, yang juga hadir, dikenal sebagai satu angkatan dengan Presiden Prabowo Subianto di militer pada tahun 1973.

Sementara itu, dua kandidat lain, Muhammad Mardiono dan Husnan Bey Fananie, tidak hadir dalam pertemuan tersebut.

Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, disebut sebagai kandidat dengan dukungan terbesar. Juru bicara PPP, Usman M Tokan, menyebut Mardiono mendapat sokongan dari 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).

“Bapak Mardiono sudah siap karena didukung oleh 33 wilayah. Sehingga beliau berkesempatan bisa menang, bahkan mungkin aklamasi,” kata Usman, Kamis 25 September 2025 lalu.

Mardiono menjabat sebagai pelaksana tugas ketua umum sejak September 2022, menggantikan Suharso Monoarfa.

Selain Mardiono, Agus Suparmanto juga masuk dalam bursa kandidat dengan dukungan dari mantan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy.

“Pak Agus Suparmanto juga kandidat yang berpotensi jadi pesaing. Beliau didukung oleh Gus Rommy, yang belakangan aktif memberi dukungan politik,” ujar Usman.

Nama lain yang muncul adalah Husnan Bey Fananie, mantan Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan.

Meski relatif jarang diperbincangkan, Husnan dikabarkan telah melakukan komunikasi intens dengan sejumlah pihak dan menyiapkan deklarasi pencalonan.

Comment