Makassar, Netral.co.id – Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Makassar (UNM), menampilkan karya visual mereka dalam bentuk pameran fotografi bertema “Memotret Warga untuk Warga”.
Pameran digelar di Pelataran TD, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM, dan menghadirkan belasan foto yang merekam dinamika warga Kota Makassar.
Dekan FIP UNM, Prof. Dr. Abdul Saman, M.Si., Kons., mengapresiasi kreativitas mahasiswa dalam menyelenggarakan pameran tersebut.
Ia menilai, kegiatan seperti ini menjadi bentuk inovasi dalam proses pembelajaran di kampus.
“Mahasiswa tidak boleh hanya mengetahui cara mengambil foto, tetapi juga memahami cerita di balik objek yang mereka abadikan,” kata Abdul Saman.
Menurutnya, pameran ini memperlihatkan kemampuan mahasiswa mengolah pengalaman lapangan menjadi narasi visual yang memiliki relevansi sosial.
“Foto-foto yang dipamerkan ini tidak hanya menampilkan visual, tetapi juga mengajak kita membaca makna yang lebih dalam dari keseharian warga,” ujarnya.
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan, Dr. Farida Febriati, S.S., M.Si., menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mengontekstualisasikan materi perkuliahan agar tidak berhenti pada teori semata.
“Pembelajaran harus berdampak, baik pada mahasiswa maupun masyarakat,” kata Farida.
Melalui pameran mahasiswa dapat belajar bahwa karya mereka bisa menjadi medium untuk menyuarakan pengalaman warga.
“Juga sekaligus mengajak publik melihat realitas dari sudut yang mungkin selama ini terabaikan” ujarnya.
Ia berharap pameran tersebut dapat menjadi agenda rutin yang tidak hanya menampilkan hasil belajar.”Ini juga bisa jadi ruang dialog antara kampus dan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, dosen pengampu Mata Kuliah Pengembangan Media Foto, Sofyan Basri, mengatakan bahwa pameran tersebut merupakan tugas akhir mahasiswa.
Ia menjelaskan bahwa rangkaian proses belajar tidak boleh berhenti padapemahaman teknis kamera, penentuan angle, dan kemampuan membangun cerita visual.
“Ini adalah puncak dari proses pembelajaran bukan hanya pada orientasi nilai tapi juga dampak,” kata Sofyan.
Selain itu, pelaksanaan pameran ini juga menuntut mahasiswa tidak hanya cakap secara teknis memotret, tetapi juga dapat paham akan makna yang ingin sampaikan.
“Kami ingin mahasiswa memahami bahwa foto adalah medium yang mampu mempengaruhi cara kita melihat masyarakat,” pungkasnya.
Pameran “Memotret Warga untuk Warga” terbuka untuk umum dan mendapat respons positif dari sivitas akademika yang hadir.
Selain menampilkan karya, kegiatan ini juga menjadi ruang bagi mahasiswa untuk menjelaskan proses kreatif mereka secara langsung kepada pengunjung.

Comment