Jakarta, Netral.co.id – Peluncuran Danantara di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/2/2025), menjadi sorotan setelah muncul kontroversi terkait penunjukan pejabat di badan investasi tersebut.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, sebelumnya menegaskan bahwa jajaran petinggi Danantara tidak akan diisi oleh “orang titipan”. Ia memastikan pengelolaan dana investasi di sovereign wealth fund (SWF) baru ini akan dilakukan secara profesional.
“Ini tidak akan dikelola oleh orang yang dititipkan atau direkomendasikan oleh pihak tertentu,” ujar Luhut dalam acara Economic Outlook 2025 di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (20/2/2025). “Pengelolaan Danantara akan dilakukan sepenuhnya oleh para profesional.”
Namun, pernyataan tersebut dipertanyakan setelah Presiden Prabowo Subianto menunjuk Pandu Patria Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Pandu merupakan keponakan Luhut, anak dari Sjahrir dan Nurmala Kartini Sjahrir, adik Luhut.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, membantah adanya nepotisme dalam penunjukan tersebut. Ia menyatakan bahwa pemilihan Pandu berdasarkan pertimbangan profesional.
“Berdasarkan pertimbangan profesionalisme, Pandu dipilih untuk membantu menjalankan tugas di Danantara,” kata Hasan, dikutip Netral.co.id dari Tempo.
Hasan juga mengonfirmasi bahwa Pandu akan mendampingi Rosan Roeslani yang memimpin BPI Danantara dan akan dibantu oleh Dony Oskaria sebagai holding operasional.
Pandu Patria Sjahrir lahir di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, pada 17 Mei 1979. Ia mengenyam pendidikan di Phillips Academy Andover, Massachusetts, sebelum meraih gelar sarjana dari Universitas Chicago pada 2000. Pandu kemudian melanjutkan studi dan meraih gelar MBA dari Stanford Graduate School of Business pada 2007.
Saat ini, Pandu menjabat sebagai Ketua Pengembangan Keuangan Digital Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia serta Wakil Presiden Direktur PT Toba Bara Sejahtera (TBS) Energi Utama Tbk (TOBA) sejak 2010.
Penunjukan Pandu sebagai CIO Danantara memicu perdebatan publik mengenai integritas dan transparansi dalam pengelolaan dana investasi pemerintah, mengingat hubungan keluarga antara Pandu dan Luhut.
Meski pihak istana menegaskan keputusan ini murni berdasarkan profesionalisme, isu nepotisme masih menjadi sorotan utama.
Comment