Makassar, Netral.co.id – Di tengah riuh rendah dinamika politik dan kepemudaan Sulawesi Selatan, muncul satu nama yang tidak mengandalkan suara lantang untuk didengar, melainkan ketenangan dan aksi nyatanya yang diakui orang banyak.
Sosok itu adalah Fadel Muhammad Taufan Ansar. Lahir dari keluarga pengusaha yang taat beragama, Fadel kini bertransformasi menjadi salah satu tokoh sentral dalam peta kepemimpinan muda di Sulsel.
Namanya kini santer dibicarakan dan mendapat dukungan luas untuk maju sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Selatan dikalangan pemuda Sulawesi selatan.
Kiprah Fadel di panggung politik terbilang fenomenal. Sebagai pendatang baru, ia sukses menorehkan tinta emas dengan meraih perolehan suara tertinggi di daerah pemilihannya, bahkan menumbangkan dominasi sejumlah petahana.
Fakta ini menjadi bukti sahih bahwa sosoknya diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, melintasi sekat demografi. Partai Gerindra, melalui Ketua DPD Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras (AIA), memberikan mandat besar kepadanya sebagai Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sulsel.
Partai berani memberikan tanggung jawab ini karena Fadel adalah tokoh muda yang tenang, berwibawa, dan berani mengambil sikap. Pengambilan kebijakan strategis di DPRD butuh figur stabil seperti beliau,” ujar AIA dalam sebuah kesempatan.
Kepercayaan itu dibayar tuntas. Di balik pembawaannya yang santun dan memegang teguh filosofi Sipakalebbi, Fadel konsisten saat membela aturan. Publik masih mengingat keberaniannya saat turun langsung menyegel Tempat Hiburan Malam (THM) nakal yang tak berizin dan menyalahi peruntukan.
Bagi Fadel, setiap janji kampanye adalah komitmen suci. Kegiatan reses dan fungsi pengawasan dijalaninya dengan serius demi memastikan aspirasi konstituen tidak sekadar menjadi catatan di atas kertas.
Fadel ditempa lewat proses panjang kaderisasi. Sebelum melenggang ke DPRD Sulsel, ia matang sebagai Ketua BPC HIPMI Makassar dan Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel. Ia juga tercatat sebagai pengurus KNPI Sulsel di era kepemimpinan Yasir Machmud, tahun 2016.
Di lingkungan bisnisnya, para staf mengenal Fadel bukan sebagai bos yang berjarak, melainkan panutan. Rutinitasnya selalu dimulai dengan menyapa karyawan, menanyakan kabar keluarga, hingga memantau perkembangan kompetensi SDM mereka.
Hal serupa dirasakan di lingkungan DPRD Sulsel; pegawai dan staf mengenal Fadel sebagai legislator yang care (peduli) dan ringan tangan, tak jarang berbagi rezeki dengan masyarakat kecil yang membutuhkan.
Karakter kuat Fadel tidak lepas dari didikan orang tua. Tumbuh dalam keluarga pengusaha yang religius, ia memegang teguh satu pesan moral ayahnya; “Selama dunia yang kamu kejar itu untuk kemaslahatan umat dan mampu mengubah pribadimu menjadi lebih baik, maka lakukanlah dengan amanah, karena jabatan adalah kesempatan untuk berbuat baik.”
Selain telah mengantongi restu penuh dari kedua orang tua dan Ketua DPD Gerindra Sulsel, ia juga telah menyampaikan niatnya kepada Bapak Gubernur Sulsel, bahkan telah melakukan safari (sowan) kepada para senior OKP dan mantan-mantan Ketua KNPI terdahulu.
Respons positif mengalir deras. Fadel dianggap sebagai representasi pemuda ideal: mapan secara emosional, matang secara intelektual, dan mandiri secara finansial.
Kini, dengan segala kerendahan hati dan kesiapan mental, Fadel Muhammad Tauphan Ansar siap mewakafkan dirinya untuk pemuda Sulawesi Selatan.
Ia bukan sekadar ingin memimpin, tetapi ingin menjadikan KNPI sebagai rumah bersama yang bermartabat, tempat di mana etika Sipakalebbi dan keberanian bertindak berjalan beriringan.

Comment