Intip Proyek Smelter Raksasa dan Nilai Investasi di Indonesia

Industri pengolahan nikel Indonesia tengah menghadapi guncangan serius. Empat perusahaan smelter di Sulawesi resmi menghentikan aktivitas produksinya, berdampak langsung terhadap ribuan tenaga kerja.

Ilustrasi tambng nikel. (Foto: dok)

Jakarta, Netral.co.id – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menargetkan keputusan investasi atau final investment decision (FID) untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) tahap II akan dicapai pada November 2025 mendatang.

Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, mengungkapkan bahwa proyek SGAR II akan menambah kapasitas produksi sebesar 1 juta ton alumina per tahun. Saat ini, persiapan menuju keputusan investasi tengah dilakukan.

“Dari model SGAR I ini target kita sendiri kita akan melanjutkan dengan menambah kapasitas 1 juta lagi di fase II di Mempawah targetnya akhir tahun ini kita bisa mencapai final investment decision targetnya di November 2025,” ujar Melati dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa 30 September 2025.

Selain itu, Inalum juga berencana membangun smelter aluminium baru di Mempawah dengan kapasitas 600 ribu ton per tahun, yang juga ditargetkan mencapai FID pada bulan yang sama.

“Kemudian proyek yang ketiga itu penambahan new aluminium smelter di Mempawah kapasitas 600 KTPA.

Kami sudah melakukan proses teknologi seleksinya kemudian juga sudah melakukan review dari competitiveness dari smelter itu sendiri,” tambahnya.

Melati menjelaskan, dengan terealisasinya dua proyek besar tersebut, Inalum menargetkan pada 2029 akan menjadi titik balik bisnis perusahaan.

Kapasitas produksi diperkirakan meningkat hingga empat kali lipat dibandingkan kondisi sekarang.

“Kita juga ada beberapa proyek cost optimization yaitu melalui kerja sama dengan para produser coal tar pitch untuk membuat coal tar pitch di area smelter kita.

Sehingga nantinya ke depannya kita bisa mendapatkan optimalisasi dari biaya logistik untuk pembelian bahan baku,” ungkapnya.

Comment