Ibu Hamsinah dg Kebo Gradiasi Mandiri dari PKH, Jadi Contoh Kemandirian Sosial di Gowa

Salah satu Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), Ibu Hamsinah dg Kebo, warga Dusun Marannu, Desa Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, menyatakan kesediaannya untuk melakukan graduasi mandiri dari program bantuan sosial tersebut. Keputusan ini disampaikan secara sukarela sebagai bentuk kesadaran sosial dan rasa syukur atas manfaat yang telah diterima selama menjadi peserta PKH.

Salah satu Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), Ibu Hamsinah dg Kebo, warga Dusun Marannu, Desa Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa. (Foto: Netral.co.id/F.R).

Gowa, Netral.co.id – Salah satu Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), Ibu Hamsinah dg Kebo, warga Dusun Marannu, Desa Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, menyatakan kesediaannya untuk melakukan graduasi mandiri dari program bantuan sosial tersebut. Keputusan ini disampaikan secara sukarela sebagai bentuk kesadaran sosial dan rasa syukur atas manfaat yang telah diterima selama menjadi peserta PKH.

Selama menjalani keseharian, Ibu Hamsinah berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus membantu ekonomi keluarga dengan berjualan kue di Pasar Rakyat Pattallassang. Sementara sang suami, Baharuddin dg Rapi, bekerja sebagai buruh harian lepas pengangkut sampah.

Berkat ketekunan keluarga ini, kedua anak mereka dapat menempuh pendidikan yang layak: Nurhalisah, sebagai mahasiswa UIN Alauddin Makassar melalui beasiswa KIP Kuliah, dan Zhahira yang kini duduk di bangku kelas IX SMPN 2 Pattallassang.

Inisiatif graduasi mandiri ini muncul setelah anak pertama mengikuti sesi Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) di Dusun Marannu.

Materi mengenai pengasuhan anak serta kemandirian keluarga memberikan pemahaman baru tentang esensi bantuan sosial dan pentingnya memberi kesempatan kepada keluarga lain yang lebih membutuhkan.

Hasil diskusi keluarga di rumah kemudian menghasilkan keputusan untuk mengundurkan diri dari kepesertaan PKH secara sukarela.

“Kami sangat bersyukur telah mendapatkan bantuan PKH. Tapi kami merasa sudah saatnya memberikan kesempatan ini kepada keluarga lain yang kondisinya jauh lebih membutuhkan,” ujar Ibu Hamsinah saat ditemui pendamping SDM PKH Kemensos RI, Muhammad Fadhil, S.Pd.I.

Pendamping PKH, Muhammad Fadhil, memberikan apresiasi terhadap keputusan tersebut. Ia menilai langkah ini menjadi bukti keberhasilan PKH dalam mendorong kemandirian, perubahan pola pikir, serta memperkuat nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial.

“Kemandirian dan empati keluarga ini adalah teladan bagi KPM lainnya di Gowa maupun seluruh Indonesia,” ucap Fadhil.

Kemensos RI menyambut baik keputusan ini dan berharap kisah Ibu Hamsinah dapat menginspirasi penerima manfaat PKH lainnya untuk terus berupaya meningkatkan kapasitas keluarga, hingga pada akhirnya mampu berdiri mandiri.

Comment