Guru ASN Baru Siap Mengabdi di Sekolah Rakyat, Seleksi Nasional Dimulai

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Kementerian PAN-RB dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) membentuk Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) untuk merekrut guru-guru yang akan ditugaskan di Sekolah Rakyat, program prioritas yang akan dimulai pertengahan Juli 2025.

Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG) Kemendikdasmen, Nunuk Suryani. (Foto: dok)

Jakarta, Netral.co.idKementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Kementerian PAN-RB dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) membentuk Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) untuk merekrut guru-guru yang akan ditugaskan di Sekolah Rakyat, program prioritas yang akan dimulai pertengahan Juli 2025.

Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG) Kemendikdasmen, Nunuk Suryani, menjelaskan bahwa para guru untuk Sekolah Rakyat akan diambil dari lulusan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan.

“Guru-guru yang ditugaskan adalah ASN baru yang diseleksi secara khusus dari lulusan PPG Prajabatan,” kata Nunuk saat dikonfirmasi Rabu (9/7/2025).

Ia memaparkan, proses seleksi dimulai dari pengajuan formasi khusus oleh Kementerian Sosial (Kemensos) kepada KemenPAN-RB. Selanjutnya, dilakukan rekonsiliasi data calon guru PPG oleh Kemendikdasmen dan BKN. Setelah itu, Panselnas akan mengumumkan pembukaan seleksi ASN formasi khusus tersebut.

Selain seleksi administratif, calon guru juga akan menjalani tes tambahan, seperti tes TOEFL, psikotes, dan wawancara. Pengolahan hasil seleksi menjadi tanggung jawab BKN, sementara pengumuman hasil akan dilakukan oleh Kemensos sebagai panitia seleksi utama.

Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memastikan bahwa program Sekolah Rakyat resmi dimulai pada 14 Juli 2025. Sebanyak 63 lokasi sekolah telah rampung direnovasi dan siap digunakan. Proses belajar mengajar akan diawali dengan pemeriksaan kesehatan siswa dan tenaga kependidikan, kemudian dilanjutkan dengan masa orientasi selama satu hingga tiga bulan.

Program ini menargetkan 100 sekolah beroperasi hingga akhir Juli, mencakup 395 rombongan belajar di jenjang SD, SMP, dan SMA. Persebaran lokasi didominasi Pulau Jawa (48 titik), disusul Sumatra (22), Sulawesi (15), Bali-Nusa Tenggara (4), Kalimantan (4), Maluku (4), dan Papua (3).

“Untuk 100 titik pertama, tercatat lebih dari 9.700 siswa. Target tahap kedua bisa menyentuh 10.000 siswa. Penyebarannya merata, dari Jawa sampai Papua,” ungkap Gus Ipul.

Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan inklusif berasrama yang disiapkan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, dengan dukungan lintas kementerian dan lembaga.

Comment