Jeneponto, Netral.co.id – Angka stunting tertinggi dan kemiskinan yang masih membelit, Kabupaten Jeneponto menjadi perhatian serius Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Fatmawati Rusdi, saat melakukan kunjungan kerja ke Kelurahan Empoang, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Turut mendampingi, Bupati Jeneponto Paris Yasir, Ketua Tim Penggerak PKK Hj. Salmawati Paris, Wakil Bupati Islam Iskandar, serta Wakil Ketua PKK Hj. Yuristita Adhyaksa Islam.
Fatmawati, yang juga Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sulsel, menegaskan pentingnya intervensi nyata agar Jeneponto bisa segera keluar dari zona merah kemiskinan ekstrem.
“Kita semua mendengar, Jeneponto masih mencatat angka stunting tertinggi di Sulsel, dan angka kemiskinannya juga masih tinggi. Karena itu saya datang bukan hanya bawa bantuan, tetapi melihat langsung apa yang bisa kita lakukan. Bantuan sosial itu penting, tapi yang lebih penting adalah pendampingan agar masyarakat bisa mandiri,” tegas Fatmawati.
Dalam kesempatan itu, Fatmawati juga menyoroti pentingnya verifikasi data di lapangan. Ia menilai, program intervensi pemerintah sudah berjalan, tetapi hasilnya belum optimal.
Fatmawati berharap warga Jeneponto dapat merasakan hasil nyata dari program pemerintah. Ia menargetkan tidak ada lagi anak yang stunting maupun putus sekolah, serta memastikan setiap keluarga bisa memperoleh akses pendidikan dan kemandirian ekonomi.
“Saya ingin mendengar dari ibu-ibu nanti, anak saya sudah tidak stunting lagi. Saya ingin tidak ada anak putus sekolah. Kita dampingi sampai mereka terus belajar. Itu target kita bersama,” ujarnya penuh semangat.
Ia menambahkan, penguatan kapasitas masyarakat akan menjadi fokus utama. Fatmawati mendorong agar setiap bantuan sosial diarahkan pada pengembangan keterampilan warga. Dengan begitu, program pemerintah tidak berhenti pada pemberian uang semata, tetapi juga menghasilkan kemandirian ekonomi.
“Kita harus tahu skill apa yang bisa dikembangkan di Jeneponto. Jangan hanya bantuan keuangan, tapi harus ada arah yang jelas, agar masyarakat bisa keluar dari jerat kemiskinan,” tambahnya.
Fatmawati memastikan Pemprov Sulsel bersama Pemkab Jeneponto akan terus bersinergi memperkuat program pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem, demi menciptakan masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera.
“Saya ingin mendengar kabar baik dari Jeneponto. Tidak ada lagi anak-anak yang stunting, tidak ada yang putus sekolah, dan masyarakatnya bisa hidup mandiri,” sebutnya.
Wakil Bupati Jeneponto, Islam Iskandar, mengapresiasi perhatian Pemprov Sulsel. Dukungan melalui Wagub Fatmawati menjadi bukti nyata kepedulian pemerintah terhadap kondisi masyarakat Jeneponto.
“Hari ini bukan sekadar penyerahan bantuan, tetapi bukti perhatian besar dari pemerintah provinsi. Atas nama masyarakat Jeneponto, kami berterima kasih kepada Ibu Wagub atas perhatian dan dukungannya. Semoga bernilai ibadah,” ujarnya.
Ia juga menyebut, Jeneponto masih menjadi daerah dengan tantangan serius. Berada di peringkat pertama angka stunting dan kedua angka kemiskinan di Sulsel.
“Ini tantangan bagi kami, dan kami siap berkolaborasi dengan Pemprov Sulsel untuk menurunkan angka tersebut,” katanya.
Di sela penyerahan bantuan. Sejumlah warga turut menyampaikan aspirasi. Termasuk kebutuhan susu dan biaya pendidikan. Endong (56), ibu rumah tangga, berharap ada pendampingan agar keluarganya mandiri.
“Alhamdulillah, saya sangat terbantu. Anak-anak saya dua-duanya masih SMP, jadi kebutuhan banyak sekali. Terima kasih ada perhatian dari pemerintah. Tapi saya juga berharap ada pendampingan supaya kami bisa mandiri,” ungkapnya.
Endong menuturkan, tantangan sehari-hari bukan hanya soal kebutuhan pangan, tetapi juga biaya sekolah anak. “Kalau hanya sekali dapat bantuan, habis begitu saja. Yang kami butuhkan bagaimana bisa punya usaha kecil, supaya tidak terus bergantung,” tambahnya lirih.
Sementara itu, Sampara (70), seorang peternak kambing, datang dengan pakaian sederhana. Ia memiliki lima anak, empat di antaranya sudah menikah dan enam cucu.
Baginya, bantuan ini berarti besar, tetapi ia berharap ada program yang bisa menguatkan ekonomi keluarga. “Saya bersyukur sekali dapat bantuan. Tapi kalau boleh, lebih bagus kalau ada bimbingan. Misalnya bagaimana beternak kambing lebih baik, atau usaha kecil lain. Jadi kami tidak selalu susah begini,” kata Sampara.
Ia mengisahkan, beternak kambing yang ia jalani sejak muda belum banyak berubah. “Kambing itu ada, tapi harganya kadang jatuh. Kalau ada pendampingan, mungkin bisa lebih baik hasilnya,” ujarnya.
Fatmawati menanggapi aspirasi warga dengan hangat.
Comment